Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi.Allah Ta’ala memang telah menganugrahkan kepada bangsa Yahudi suatu kelebihan berupa otak yang cemerlang. Dan sungguh sangat menarik mengetahui kenapa orang Yahudi begitu pintar dan mempunyai kelebihan dibanding bangsa-bangsa lain di atas dunia ini. Tentu saja dalam hal ini hanyalah sebatas kelebihan dalam hal urusan keduniawian…
Berikut ini sebuah artikel yang akan memaparkan sedikit sebab dari fenomena kelebihan mereka ini.
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah
sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”. Ketika tahu
n kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?, Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Persiapan Melahirkan
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”. Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”. Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Cara Makan
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan. Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya. Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam. Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
ROKOK
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel. Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
1 - 6 SD
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Sekolah Menengah - Perguruan Tinggi
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi. Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
PENDIDIKAN ANAK DI PALESTINA
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi. Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid. Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! “Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”
Source: Majalah Sabili
Tambahan :
* Jika ada buah, mendahulukan makan buah sebelum makan berat adalah sesuai dengan sunnah/cara makan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam.
* Memanah, berkuda, dan berenang adalah olahraga yang paling dianjurkan oleh Rasulullah Sallalahu ‘alaqihi wasallam kepada ummatnya.
* Untuk ibu yang sedang mengandung, sangat dianjurkan untuk sering membaca atau mendengarkan Al-Qur’an.
Yahudi dan Babi
Setelah diedit
Wah ternyata pada tulisan saya ini sebelum di-edit, saya benar-benar salah paham dan salah informasi tentang kebiasaan orang yahudi memakan babi. Ternyata orang yahudi juga sama dengan orang Islam, yaitu tidak memakan Babi…
Jazakumullahu Khoir akhi Arlinda Herman ‘Jr atas koreksinya.
Yahudi dan ROKOK
Sebagaimana kita telah baca dalam artikel diatas, rokok adalah barang yang tabu bagi mereka. Akan tetapi tahukah anda Philip Morris adalah seorang Yahudi, adalah pemilik perusahaan rokok yang telah menguasai 50% pasar rokok di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, HM Sampoerna adalah termasuk milik Philip Morris.
Jadi apa yang bisa anda banggakan wahai perokok??? Bertaubatlah.
Wallahu ‘alam
Berhati-hati dalam ucapan dan pikiran. Ngomong kalau PENTING. Bukan YANG PENTING ngomong. Berpikir yang positif, jauhi syahwa sangka. Karena dalam sangka ada dosa.
Friday, October 26, 2012
Monday, July 2, 2012
ANDA BERANI BERTEMU SETAN?
Bantulah Aku Menyebarkan Agama Islam Kerana Allah
Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka bersifat yang demikian ialah orang-orang yang berjaya. ( surah Ali Imran : 104)
Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul kami (Muhammad s.a.w) yang menerangkan kepada kamu (akan syariat Islam) ketika terputusnya (kedatangan) Rasul-rasul (yang diutus), supaya kamu tidak (berdalih) dengan berkata (pada hari kiamat): Tidak datang kepada kami seorang pun pembawa berita gembira dan juga pembawa amaran (yang mengingatkan kami). Kerana sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang pembawa berita gembira dan juga pembawa amaran dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Surah Al Maidah : 19)
Dengan nama Allah SWT yang Maha Agung, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan segala Puji-pujian serta Kebesaran dan Kekuasaan-Nya yang mengandung Keberkatan, Kelezatan, Kemanisan, Ketenangan dan Ketenteraman yang tidaklah tersembunyi kepada orang yang pernah menyebut nama yang suci itu dan pernah mencintai-Nya buat beberapa lama.
Sabda junjungan Agung kita semua umat Islam Baginda Rasulullah SAW: “Ballighu anni walau aayah” (Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya satu ayat)
Bukankah Aku telah perintahkan kepadamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh yang nyata terhadap kamu! (Yasin : 60)
Sifat Syaitan Dan Cara Syaitan Mati
Berasaskan kepada keyakinan akan isyarat firman Allah SWT seperti di atas yang memberi peringatan yang besar dan penting tentang permusuhan syaitan laknatullah yang berakar semenjak diciptakannya manusia pertama yaitu Nabi Adam Alaihissalam. Kita semua lemah dan tidak bisa terlepas dari permusuhannya dan tipu dayanya karena manusia mahkluk yang termulia yang dijadikan dengan Qudrat Allah seperti Nabi Adam Alaihissalam pernah menjadi mangsa tipudayanya sehingga menerima hukuman dikeluarkan dari syurga tempat cerah kepada dunia tempat gelap.
Kitab-kitab yang menjadi tempat rujukan dan ambilannya ialah dari Kitab Minhajul Abidin oleh Imam Al-Ghazali, Kitab Syarah Usul Tahqiq yang tidak diketahui siapa penterjemahnya, Kitab Tanbihul Ghafilin karangan Abullaits Assamarqandi serta dobet dan kata-kata dari Bapak Haji Mohamad bin Haji Ali.
Ini suatu peringatan yang amat penting!!!.
Kedua; sebab engkau harus memusuhi syaitan itu ialah karena syaitan sudah menjadi tabiatnya dilahirkan untuk memusuhi kamu, dan mereka selalu siap untuk memerangi kamu, siang-malam terus menerus melemparimu dengan senjata-senjatanya, sedangkan engkau tidak sadar dan lalai daripadanya, maka apalah jadinya nanti.
Kemudian ada lagi satu arti yang penting bagimu untuk diperhatikan yaitu bahwa engkau beribadah kepada Allah dan mengajak makhluk kepada keridhoan Allah dengan ucapan dan perbuatan, yang kesemuanya ini bertentangan dengan perbuatan syaitan dan cita-citanya dan kemauannya serta usahanya. Ini adalah pertanda engkau sudah siap untuk membuat syaitan dan mencari jalan untuk menang dan untuk menentangnya. Maka syaitan pun demikian, dia sudah siap pula untuk melawan dan memerangimu serta menipumu sampai engkau binasa bahkan supaya engkau hancur sama sekali, kerana diapun sudah merasa tidak aman lagi daripadamu
Syaitan itu, bagi orang-orang yang baik kepadanya menjadi teman kerana selalu menurutkan kemahuannya seperti kafir-kafir, termasuk juga pada mereka yang tidak mempunyai maksud untuk memerangi mereka dan tidak benci kepadanya. Terhadap orang-orang yang demikian itu syaitan sudah bermaksud untuk membinasakan dann menjahanamkan terus-terusan.
Sebenarnya terhadap orang-orang yang sejalan dengannya, syaitan tetap merasa bermusuhan secara umum, tetapi terhadapmu, rasa permusuhannya adalah secara khusus dan persoalanmu bagi syaitan dianggap penting sekali, kerana bersama syaitan itu terdapat banyak pembantu-pembantu dan teman-temannnya untuk membinasakanmu. Di antaranya yang paling garang ialah hawa nafsumu sendiri, di samping itu banyak sebab-sebab dan lobang serta pintu untuk syaitan masuk kepadamu, sedangkan engkau sering lupa.
Benar sekali apa yang yang dikatakan oleh Sayyidina Yahya bin Muad’dz Arrozy;
“Syaitan itu pengganggur, penuh waktunya untuk menjalankan rencananya, sedangkan engkau terus sibuk dan syaitan melihatmu, tetapi engkau tidak melihatnya, engkau lupa kepada syaitan, tapi syaitan selalu ingat kepadamu, dan untuk mengalahkanmu syaitan banyak pembantunya”
Oleh kerana itu engkau harus mempunyai tekad untuk memerangi dan mengalahkan dia. Jika tidak, engkau tidak bisa aman dari binasa dan kehancuran.
Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman [yang tidak terpedaya kepada hasutannya](Saba : 20)
Tipuan Syaitan Terhadap Mereka Yang Beribadat
Adapun tipuan serta ajakan syaitan terhadap manusia agar meninggalkan beribadah kepada Allah Taala ada 7 macam jalan;
1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata: “Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, kerana aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi”.
2. Bila bujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan itu dan akan berkata: “Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya”.
3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh’ cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya. Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata: “Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna. Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud: “Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam 5 perkara;
a. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
b. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
c. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
d. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
e. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.
4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata;
“Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya’ dalam amalnya”.
5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab: “bahwa semua keagungan dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di samping dosaku yang banyak pula”.
Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu Makrifat.
6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia: “Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas”. Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiapa orang yang beramal dengan amal tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian daripada penyakit Riya’. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan itu dengan mengatakan; “Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.
7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; “Hai manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka”.Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan: “Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.
Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.
Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan keridhoaanNya.
TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN MAHA AGUNG
Dan sememangnya tiadalah bagi Iblis sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar beriman kepada hari akhirat dan siapa pula yang ragu-ragu terhadapnya. Dan (ingatlah) Tuhanmu sentiasa mengawal serta mengawasi tiap-tiap sesuatu. [Saba : 21]Hikayat dari Ahli Tasauf Wahab bin Munabih RA.
Seorang lelaki daripada Bani Israil telah berpuasa ia selama 70 tahun lamanya. Dalam tiap-tiap tahun, lelaki berkenaan hanya akan berbuka pada dua hari raya dan tiga hari tasyrik.
Maka memohon ia kepada Allah Taala supaya diperlihatkannya bagaimana durhaka dan tipu dayanya terhadap manusia. Maka setelah lama sekali berpanjangan masa hajat dan niatnya untuk melihat syaitan itu, namun tiada diperkenankan pintanya.
Maka kata lelaki tersebut;
“Maka jikalau aku minta nyatakan atas kesalahanku dan dosaku antaraku dan Tuhanku, niscaya adalah terlebih baik daripada pekerjaannya(hajatku) untuk melihat syaitan”.
Mendengar kata-kata itu, Allah Taala telah memerintah seorang malaikat kepada lelaki tersebut. Maka berkata malaikat kepadanya;
“Bahawasanya Allah ‘Azzawajalla telah menyuruh ia akan daku kepadamu supaya menyampaikan firmanNya kepadamu yang bermaksud
“Kata-kata mu itu(untuk melihat kesalahan dan dosa) itu terlebih baik kepada Allah daripada yang telah lalu daripada segala ibadatmu. Maka telah dibukakan Allah Taala akan penglihatanmu untuk melihat syaitan. Maka lihatlah olehmu akan dia(syaitan)”.
Maka dilihat oleh lelaki tersebut berduyun-duyun beberapa tentera malaun (syaitan) dalam bumi ini dan tiadalah seseorang daripada manusia melainkan syaitan berada di sekelilingnya seperti keadaannya beberapa lalat (yang menggerumumi bangkai). Maka kata lelaki tersebut;
“Hai Tuhanku….bagaimana bisa selamat orang daripada keadaan ini?”. Maka firman Allah Taala
“Warak”.
Iblis berkata: ” Demi kekuasaanmu (wahai Tuhanku), aku akan menyesatkan mereka semuanya [Saad : 82]
Tipu Daya Syaitan Pada Murid Sheikh Junaid Al-Bagdadi
Syaitan telah masuk ke dalam hati seorang daripada murid Sheikh Junaid dan membisikkan bahawa murid itu telah mencapai kesempurnaan dan tidak perlu lagi berkawan dengan Aulia Allah.
Murid itu pun memencilkan dirinya. Satu hari dia berkata kepada seorang kawannya bahawa dia telah dikunjungi oleh malaikat pada tiap-tiap hari dengan membawa unta yang berhiasan dan membawa dia melawat ke langit.
Apabila Sheikh Junaid mendengar perkara itu, beliau pun tinggal semalam bersama dengan muridnya itu. Sheikh Junaid menyuruh murid itu berkata kepada malaikat yang dikatakan datang mengunjunginya itu
“Kamu pesuruh iblis! Pergi jahanamlah kamu!!!”
Murid itu pun menyebut perkataan itu apabila malaikat itu datang. Apa yang dikatakan malaikat dan unta itu pun lari dan hilang dan didapati dirinya duduk di atas tong sampah dan rangka-rangka bangkai binatang yang bertaburan di situ.
Murid itu pun bertaubat dan meminta perlindungan dari Sheikh Junaid. Sheikh Junaid berkata;
“Memencilkan diri bagi orang yang dalam permulaan menjalankan perjalanan (Thoriqat) adalah bahaya. Berdampingan dengan guru yang mursyid adalah perlu”.
Jika murid kepada Imam Besar Ilmu Tasauf Sheikh Junaid boleh diperdayakan oleh syaitan….betapa pula dengan mereka yang menggelarkan diri mereka Ahli Hakikat yang tinggi tetapi berguru dengan guru yang tidak dikenali asal-usul salsilahnya. Ada yang sampai terpadaya dengan ketinggian kata-kata guru berkenaan sehinggakan melanggar batas yang telah ditetapkan oleh syariat Rasulullah hinggakan sembahyang pakai niat sahaja, mengerjakan haji dengan tawaf mengelilingi pokok kayu. Berhati-hatilah memilih jalan ini dan lihatlah siapa guru anda agar anda tidak terpilih guru syaitan. Perhatikan kata-kata dari seorang Aulia Allah ini sebagai panduan dalam memilih Guru Thoriqat;
Shiekh(guru) itu boleh jadi di barat, tetapi beliau tahu keadaan muridnya di Timur. Kebolehan yang paling kurang bagi seseorang guru ialah dia mempunyai “KASFIL QALBI” (membaca hati murid) dan “KASFIL KUBUR” (sedar tentang keadaan orang yang mati dalam kubur). Jika dia tidak mempunyai kebolehan ini, maka haramlah dia membimbing muridnya.
Dia tidak boleh menjadi guru. Dia hendaklah tahu keadaan dunia dahulu dan sekarang. Beliau adalah khalifah di bumi ini. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30 yang bermaksud;
‘Kami jadikan dia khalifah di bumi ini”.
Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (hai iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu (wahai Muhammad) menjadi Pelindung (bagi mereka). [Al-Isra' : 65]
Iblis Menggoda Nabi Ayub Alaihissalam
Para malaikat memuji akan sikap dan keperibadian Nabi Ayub as yang suka beribadah dan mengingat Allah SWT. Hidupnya penuh dengan rasa kesyukuran yang mendalam atas nikmat yang dibahagikan oleh Allah SWT kepadanya. Iblis mendengar pujian para Malaikat tersebut yang membuat hatinya menjadi panas kerana ia telah bersumpah dengan Allah untuk menggoda setiap anak cucu Adam. Oleh sebab itu ia tidak rela melihat manusia yang berada di permukaan bumi ini beriman, beribadah dan beramal soleh.
Kemudian Iblis menjumpai Ayub untuk melihat sendiri tentang apa yang diperkatakan oleh malaikat itu. Ternyatanya memang benar bahawa Nabi Ayub as memang patut menerima pujian tersebut. Nabi Ayub hidup dalam keadaan yang serba mewah dengan harta kekayaan yang banyak, hidup rukun dengan anak dan isterinya. Namun begitu Nabi Ayub tidak terlena dengan kekayaan dan anak isterinya itu, siang malam bibirnya tidak lepas dari mengingat Allah SWT bersujud dan bersyukur kepada Nya, serta memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama makhluk.
Iblis berusaha untuk menggoda Nabi Ayub as tetapi gagal, namun ia tidak berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub. Kemudian ia pergi menghadap kepada Allah dan ia berkata: “Wahai Tuhan, sesungguh Ayub menyembah dan bertasbih kepada Mu bukan lantaran ia ikhlas dan tulus kerana cinta dan taat kepada Mu. Ia melakukan itu hanya kerana takut kehilangan semua kesenangan duniawi yang Engkau berikan kepadanya. Di samping itu ia masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah berlipat ganda. Untuk itu ia menyembah Mu, andai kata ia ditimpa musibah sehingga hartanya menjadi musnah tentu ia akan berpaling daripadaMu.”
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis: “Sesungguhnya Ayub adalah hambaKu yang sangat taat kepadaKu, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepadaKu semata-mata didorong oleh keimanan yang teguh dan ketaatan kepadaKu. Engkau memang tidak rela melihat anak cucu Adam berada di jalan yang benar dan lurus. Untuk menguji hati Ayub dan keimanannya kepadaKu, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada Ku.”
Iblis mengumpul para sahabatnya untuk menguji dan memalingkan keimanan Nabi Ayub. Untuk pertama kali ia berusaha menghancurkan harta benda Nabi Ayub. Dengan berbagai cara akhirnya Iblis dengan kawan-kawannya para syaitan itu berhasil memusnahkan binatang ternak, ladang-ladang serta bangunan-bangunan milik Nabi Ayub. Dengan waktu yang singkat Nabi Ayub yang kaya raya itu menjadi miskin. Yang ada hanya segumpal hati yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Setelah itu Iblis pun datang menemui Nabi Ayub dengan menyamar sebagai orang tua yang bijaksana, dan berkata: “Sesungguhnya musibah yang menimpa mu ini sangat mengerikan, dalam waktu yang singkat segala harta mu jadi musnah, tentu sahabat-sahabat menjadi sedih dan bertanya apa sebabnya Ayub menerima musibah seburuk ini. Sementara musuh-musuh mu ada yang berkata; musibah ini datang mungkin Ayub tidak ikhlas dalam beribadah, dan ada lagi yang berkata, kalau Tuhan Ayub benar-benar berkuasa nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayub dari bencana ini.
Sebahagian yang lain ada yang berkata, mungkin amal ibadah Ayub tidak diterima oleh Tuhan sebab dilakukan bukan dengan hati yang bersih, serta mempunyai sifat riya’ dan ingin dipuji. Aku pun merasa berdukacita kepada mu hai Ayub dengan nasib mu ini.” Kemudian Iblis merayu dan memujuk Nabi Ayub dengan kata-katanya yang manis.
Kemudian Nabi Ayub berkata: “Ketahuilah bahawa apa yang telah aku miliki, semuanya itu barang pemberian Allah yang dimintanya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan menggunakannya. Segala puji dan kesyukuran hanya untuk Allah yang telah memberikan kurniaNya kepada ku dan mencabutnya kembali. Dia Maha Kuasa yang dapat berbuat sesuai dengan kehendakNya. Sebagai hamba kita harus menerima takdirNya itu.” Setelah selesai berbicara Nabi Ayub pun bersujud kepada Allah SWT.
Iblis segera meninggalkan rumah Nabi Ayub dengan rasa kecewa dan hampa. Namun begitu dia masih berhasrat untuk mencelakakan Nabi Ayub as. Kembali ia menghadap kepada Allah SWT dan meminta izin untuk meneruskan usahanya. Iblis berkata: “Wahai Tuhan, Ayub tidak mahu menerima hasutan ku, bahkan sedikitpun tidak goyah imannya kepada Mu, walaupun segala harta dan kekayaannya telah musnah. Mungkin kerana dia masih memiliki harapan, bahawa anak-anaknya yang sihat dan kuat akan meneruskan kehidupannya untuk hari tua.
Menurut ku Ayub tidak akan sanggup menerima musibah, jika kecelakaan itu ditimpakan kepada anak-anak yang sangat dicintainya itu. Oleh sebab itu ya Tuhan, izinkan aku sekali lagi untuk mencuba kesabarannya, dan keteguhan imannya. Godaan yang ku lakukan ini terhadap keluarganya dan putera-putera yang sangat disayanginya itu.”
Allah mengizinkan permintaan Iblis itu. Iblis pun pergi bersama-sama kawan-kawannya untuk memusnahkan putera-putera Nabi Ayub. Rumah yang diduduki oleh putera-putera Nabi Ayub menjadi hancur begitu pula putera-puteranya meninggal semuanya.
Kemudian Iblis pun pergi ke rumah Nabi Ayub menyamar sebagai sahabat Nabi Ayub, untuk mengucapkan rasa dukacita atas musibah yang menimpa Nabi Ayub serta keluarganya itu.
Iblis berkata; “Hai Ayub sudah engkau melihat putera-putera mu yang mati ditimbus oleh bangunan rumah-rumahnya akibat dari gempa bumi itu? Sudah jelas hai Ayub bahawa Tuhan tidak menerima ibadah mu selama ini dan tidak menjaga dan melindungi mu sebagai balasan dari amal soleh mu.”
Mendengar ucapan Iblis itu, menangislah Nabi Ayub tersedu-sedan sambil berkata: “Allah lah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya Tuhan Yang Maha Pemberi dan Maha mencabut kembali.”
lblis pergi meninggalkan Nabi Ayub yang sedang dalam keadaan sujud kepada Allah SWT. Kemudian Iblis kembali mengadap Allah. “Wahai Tuhan, Ayub telah kehilangan harta benda bahkan putera-puteranya namun ia masih tetap memiliki keimanan yang kuat. Izinkan aku ya Tuhan untuk menguji sekali lagi terhadap kesihatan dirinya. Kerana jika sudah sakit dan lumpuh sudah tentu ia akan malas mengerjakan ibadah kepada Mu.”
Allah mengizinkan kehendak Iblis tersebut. Iblis memerintahkan kepada pengikut-pengikutnya supaya menaburkan benih-benih penyakit ke dalam tubuh Nabi Ayub. Sehingga Nabi Ayub menjadi orang yang tidak bermaya, semua orang menjauhinya disebabkan penyakit yang menimpanya itu dapat berjangkit kepada orang lain. Hanya isterinya yang setia menjaga dan merawat Ayub.
Iblis masih melihat walaupun Nabi Ayub dalam keadaan yang tidak berdaya itu ia masih tetap beribadah kepada Allah SWT bibirnya terus menyebut nama Allah. Iblis menjadi kesal dengan sikap Nabi Ayub tersebut, sehingga ia meminta pendapat terhadap teman-temannya bagaimana cara untuk menghancurkan keimanan Nabi Ayub itu.
Di antara mereka ada yang berkata Engkau telah berhasil mengeluarkan Nabi Adam dari syurga bagaimana engkau dapat melakukan hal itu?” Iblis baru teringat hal itu dilakukan dengan jalan menggoda isteri Adam. Mungkin idea ini dapat dilakukan terhadap isteri Nabi Ayub.
Pergilah ia menemui isteri Nabi Ayub dengan menyamar sebagai seorang sahabat Nabi Ayub. Iblis membisikkan rayuannya kepada telinga isteri Nabi Ayub. Akhirnya isteri Nabi Ayub pergi menemui Nabi Ayub yang sedang menanggung penderitaan itu dan sedang bertasbih kepada Allah SWT. Kemudian ia berkata; “Wahai suami ku sampai bilakah engkau diseksa oleh Tuhan mu, yang mana segala harta dan putera-putera kita telah musnah, begitu juga sahabat-sahabat mu telah menjauhkan diri. Mohonlah wahai suami ku Ayub kepada Tuhan mu, supaya kita dibebaskan dari penderitaan yang terus menerus ini.”
Kemudian Nabi Ayub berkata; “Wahai isteri ku engkau menyesali akan peristiwa yang terjadi, aku ingin bertanya kepada mu berapa tahunkah kita menikmati kesenangan dan kemewahan yang diberikan oleh Allah?” Isterinya menjawab 80 tahun. Kemudian Nabi Ayub bertanya lagi; “Berapa lamakah kita dicuba oleh Allah seperti ini?” Isterinya menjawab tujuh tahun.”
“Aku malu untuk memohon kepadaNya untuk bebas dari cubaan ini, jika dibanding nikmat yang kita rasakan dengan cubaan yang diberikan oleh Allah tidak sebanding. Kiranya engkau telah mendengar hasutan Iblis yang durjana sehingga imanmu menjadi menipis. Tunggulah ganjaran mu nanti, setelah aku sihat aku akan mencambuk mu sebanyak seratus kali. Tinggalkan aku seorang diri di sini menunggu takdir Ilahi!”
Setelah Nabi Ayub hidup sendiri ia bermohon kepada Allah SWT. “Wahai Tuhan ku, Iblis telah mengganggu ku, dengan berbagai godaan yang dilakukannya hanya Engkaulah wahai Tuhan ku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Kemudian Allah SWT menerima doa Nabi Ayub as kemudian Allah berfirman, “Hentakkanlah kaki mu ke tanah. Dari situ akan keluar air, dan dengan air itu engkau akan menjadi senang dan sihat dari penderitaan penyakit mu jika engkau gunakan untuk minum dan mandi.” Dengan kekuasaan Allah, Nabi Ayub sihat dari penyakitnya, bahkan kelihatan lebih sihat dari ketika ia masih muda.
Nabi Ayub telah bersumpah akan memukul isterinya seratus kali apabila ia telah sembuh, ia merasa wajib untuk melaksanakannya walau timbul rasa kasihan untuk melakukannya. Sebab isteri beliau sangat setia dan baik hati. Di dalam keraguan Nabi Ayub tersebut maka turunlah wahyu Allah SWT. “Hai Ayub ambillah dengan tangan mu seikat rumput dan pukullah isteri mu dengan rumput itu sebanyak seratus kali sehingga dengan demikian tertebuslah sumpah mu itu.”
Akhirnya Nabi Ayub as hidup rukun dan damai seperti semula, bahkan Allah SWT mengganti putera-puteranya sebanyak itu juga. Begitulah bukti dari kesabaran seorang hamba Allah SWT yang tidak tergoda dengan pujuk rayu Iblis. (kisah ini dapat dibaca dalam Al-Quran surah Sad ayat 41-44 dan surah Al Anbiya ayat 83-84).
Begitulah tipu daya Iblis yang pandai menggoda, membisik sesuatu yang indah ke dalam setiap hati dan telinga umat manusia. Ia akan merasa cemburu dengan orang-orang yang beriman dan beramal soleh serta bersujud hanya kepada Allah SWT. Sebaliknya ia akan tertawa dan berbangga hati jika orang-orang yang telah beriman dapat dirayunya dan mengikuti jalan yang sesat.
Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman (yang tidak terpedaya kepada hasutannya). (Saba : 20)
Nasihat Iblis kepada Nabi Nuh
Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh as. Al-Quran menga takan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah, bahkan sering mengganggunya, Nabi Nuh memohon kepada Allah agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah mengabulkan permohonannya.
Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan tertinggal.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.
“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Aku Iblis,” jawabnya.
Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.
“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.
“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.
Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Adam sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia ketahui pasti akan diikuti.
“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.
Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh, Allah juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.” Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nuh.
Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara: pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka; dan kedua dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka. Kerana dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.
Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh, “Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”
“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.
“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya.”
Dan sememangnya tiadalah bagi Iblis sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar beriman kepada hari akhirat dan siapa pula yang ragu-ragu terhadapnya. Dan Tuhanmu sentiasa mengawal serta mengawas tiap-tiap sesuatu.[Saba 21]
Jalan Syaitan Melolosi Dapat Anak Adam
1. Dari sifat rakus dan Su’udhdhan [jahat sangka, maka aku lawan dengan kepercayaan pada janji Allah dan Qanaah, dan untuk memperkuatkan perlawanan itu saya berpedoman pada kitab Allah dalam ayat yang bermaksud; "Tiada suatu pun melata di bumi ini melainkan dijamin oleh Allah rezekinya". Maka dengan itu aku patahkan ia.
2. Dari panjang angan-angan, lamunan, maka aku hadapi dengan ingat pada datangnya maut dengan tiba-tiba bersendikan ayat Allah yang bermaksud; " Tiada satu jiwa pun yang mengetahui dimana ia akan mati". Maka dengan itu dapat mematahkan tipuannya.
3. Dari keinginan istirahat dan nikmat, maka aku hadapi dengan mengingati hilangnya nikmat dan beratnya hisab, bersandarkan ayat Allah yang bermaksud; "Biarkan mereka makan dan bersuka-suka dan dilalaikan oleh angan-angan". dan ayat yang bermaksud; "Tidakkah kamu lihat jika kami senangkan mereka beberapa tahun, kemudian tiba apa yang telah dijanjikan pada mereka, maka tidak berguna kemewahan dan kesenangan mereka". Maka dengan itu aku tewaskan ia.
4. Dari Ujub bangga diri. Maka aku hadapi dengan mengingati kurnia dan takut pada akibat berdasarkan ayat yang bermaksud; "Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang untung"., sedangkan aku tidak mengetahui yang aku termasuk ke dalam golongan yang mana. Maka dengan itu aku patahkan tipuan syaitan itu.
5. Dari meremehkan kawan dan tidak menghargai mereka. Maka aku lawan dengan dengan menghormati mereka bersendikan firman Allah yang bermaksud; "Kemulian itu Haq Allah dan Rasulullah dan orang-orang mukmin". Maka aku patahkan dengan itu.
6. Dari sifat hasud {dengki dan iri hati). Maka aku hadapi dengan keadilan Allah dalam membahagi nikmat buat makhlukNya berpandukan firman Allah yang bermaksud; "Kami yang membahagikan penghidupan mereka di dunia". Maka dengan itu aku dapat mematahkannya.
7. Dari sifat Riya dan ingin pujian orang. Maka aku patahkan dengan dengan ikhlas berdasarkan firman Allah yang bermaksud; "Maka siapa yang berharap akan bertemu pada Tuhan hendaklah beramal dengan amal yang sholeh dan tidak menyekutukan Tuhan dengan sesuatu apapun". Maka dengan itu aku patahkan tipuan syaitan itu.
8. Dari sifat kikir (bakhil). Maka aku hadapi dengan dengan mengingat rosaknya apa yang ada di tangan orang-orang berdasarkan ayat Allah yang bermaksud; "Apa yang ada padamu akan rosak binasa dan yang di sisi Allah tetap kekal". Maka dengan itu aku mengalahkannya.
9. Dari sifat sombong. Maka aku hadapi dengan sifat Tawadhu' berdasarkan ayat yang bermaksud; "Sungguh kami jadikan kamu dari lelaki dan perempuan dan kami jadikan kau bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya mudah kenal-mengenal, bahawa orang yang termulia di antara kamu ialah orang-orang yang bertaqwa". Maka dengan itu aku dapat kalahkannya.
10. Dari sifat Tamak. Maka aku hadapinya dengan putusd harapan dari apa yang ada di tangan manusia, dan hanya berharap kepada Allah bersendikan ayat yang bermaksud; "Sesiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah memberinya jalan kelauar dari segala kesempitan dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka".
Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu menjadi Pelindung. [Al-Isra' : 65]
Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman [yang tidak terpedaya kepada hasutannya](Saba : 20)
Iblis Dengan Nabi Muhammad SAW.
Wahab bin Munabbih berkata: Allah telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjawab segala pertanyaan-pertanyaannya. Maka datanglah iblis berupa orang yang tua yang bertongkat dan ketika ditanya oleh Nabi SAW.
“Siapakah kamu?”
Jawabnya; “Iblis.”
Nabi SAW. bertanya lagi; “Kenapakah kamu datang?”.
Jawab iblis; “Allah menyuruhku datang kepadamu untuk menjawab segala pertanyaanmu.”
Lalu Nabi Muhammad SAW bertanya; “Ya Mal’uun! berapa musuh-musuhmu dari ummatku?”.
Jawab iblis; “Lima belas orang”.
1. Engkau (Nabi Muhammad SAW).
2. Imam yang adil.
3. Orang kaya yang merendah diri.
4. Pedagang yang jujur [benar].
5. Orang Alim yang khusyuk.
6. Orang mukmin yang suka menasihati.
7. Orang mukmin yang murah hati (belas kasih).
8. Orang yang bertaubat dan tetap pada taubatnya.
9. Orang yang menjauh dari segala yang haram.
10. Orang yang tetap berwudhu {apabila batal sentiasa diperbaharui dengan wudhu yang lain).
11. Orang mukmin yang banyak bersedekah.
12. Orang mukmin yang baik budi akhlaqnya.
13. Orang mukmin yang banyak jasa gunanya pada manusia.
14. Orang yang membawa Al-Qur’an dan selalu membacanya.
15. Orang yang suka sembahyang tahajjud malam di waktu orang-orang sedang tidur.
Lalu ditanya oleh Nabi SAW.; “Siapakah kawan-kawanmu dari umatku?”.
Jawab iblis; “Sepuluh orang”.
1. Raja(pemerintah) yang zalim..
2. Orang kaya yang sombong.
3. Peniaga yang khianat(penipu).
4. Pemabuk (Peminum arak).
5. Tukang adu domba (fitnah).
6. Pelacur.
7. Pemakan harta anak yatim.
8. Orang yang meremehkan sembahyang.
9. Penolak zakat (tidak mengeluarkan zakat).
10. Orang yang panjang angan-angan.
Mereka itulah sahabat-sahabatku.
Iblis berkata: “Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) demi sesungguhnya aku akan mengambil tempat menghalangi mereka (dari menjalani) jalanMu yang lurus. [Al-Araaf : 16]
Tempat Tinggal Iblis
Anas bin Malik r.a. berkata:
“Iblis telah bertanya pada Allah: katanya, wahai Tuhanku! Engkau telah memberikan anak Adam tempat kediaman untuk mereka berteduh dan berzikir kepadaMu, oleh itu tunjukkanlah padaku tempat kediaman untukku.”
Firman Allah:
“Tempat kediamanmu adalah di dalam tandas.”
Iblis bertanya lagi:
“Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan anak Adam berkumpul di masjid, di manakah pula tempatku berkumpul?”
Firman Allah:
“Tempatmu berkumpul ialah di pasar-pasar, pesta, pusat membeli belah, kelab malam, tempat hiburan serta majlis-majlis maksiat.”
Iblis bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau berikan anak Adam itu kitab (al-Quran) untuk mereka membacanya, tunjukkanlah apa pula bahan bacaanku?”
Firman Allah:
“Bacaan untukmu ialah syair dan sajak yang melalaikan.”
Iblis bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan kepada mereka cerita-cerita benar, apakah pula cerita bagiku?”
Firman Allah:
“Cerita bagimu ialah kata-kata kesat dan dusta.”
Iblis bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan azan kepada anak Adam untuk mereka memanggil orang sembahyang, apa pula azan untukku?”
Firman Allah:
“Azan untukmu ialah seruling.”
Iblis bertanya:
Wahai Tuhanku, Engkau telah menghantar utusan-Mu dari para rasul dan juga nabi, siapakah yang menjadi utusanku?”
Firman Allah:
“Para utusan mu terdiri daripada bomoh, tabib dan dukun yang menduakan Aku.”
Iblis Bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau berikan kitab suci al-Quran yang bertulis kepada mereka, apakah pula tulisan bagiku?”
Firman Allah:
“Tulisanmu ialah tatu, gincu serta lukisan di badan.”
Iblis bertanya:
“Ya Tuhanku, Engkau berikan anak Adam perangkap, apakah pula perangkap bagiku?”
Firman Allah:
“Perangkap bagimu ialah wanita.”
Iblis bertanya:
“Ya Tuhanku, Engkau berikan mereka minuman yang halal yang disebutkan nama-Mu, apakah pula minuman untukku?”
Firman Allah:
“Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan serta tidak disebutkan nama-Ku padanya.”
Sumber: http://Rockbebeh.blogspot.com
Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka bersifat yang demikian ialah orang-orang yang berjaya. ( surah Ali Imran : 104)
Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul kami (Muhammad s.a.w) yang menerangkan kepada kamu (akan syariat Islam) ketika terputusnya (kedatangan) Rasul-rasul (yang diutus), supaya kamu tidak (berdalih) dengan berkata (pada hari kiamat): Tidak datang kepada kami seorang pun pembawa berita gembira dan juga pembawa amaran (yang mengingatkan kami). Kerana sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang pembawa berita gembira dan juga pembawa amaran dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Surah Al Maidah : 19)
Dengan nama Allah SWT yang Maha Agung, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan segala Puji-pujian serta Kebesaran dan Kekuasaan-Nya yang mengandung Keberkatan, Kelezatan, Kemanisan, Ketenangan dan Ketenteraman yang tidaklah tersembunyi kepada orang yang pernah menyebut nama yang suci itu dan pernah mencintai-Nya buat beberapa lama.
Sabda junjungan Agung kita semua umat Islam Baginda Rasulullah SAW: “Ballighu anni walau aayah” (Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya satu ayat)
Bukankah Aku telah perintahkan kepadamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh yang nyata terhadap kamu! (Yasin : 60)
Sifat Syaitan Dan Cara Syaitan Mati
Berasaskan kepada keyakinan akan isyarat firman Allah SWT seperti di atas yang memberi peringatan yang besar dan penting tentang permusuhan syaitan laknatullah yang berakar semenjak diciptakannya manusia pertama yaitu Nabi Adam Alaihissalam. Kita semua lemah dan tidak bisa terlepas dari permusuhannya dan tipu dayanya karena manusia mahkluk yang termulia yang dijadikan dengan Qudrat Allah seperti Nabi Adam Alaihissalam pernah menjadi mangsa tipudayanya sehingga menerima hukuman dikeluarkan dari syurga tempat cerah kepada dunia tempat gelap.
Kitab-kitab yang menjadi tempat rujukan dan ambilannya ialah dari Kitab Minhajul Abidin oleh Imam Al-Ghazali, Kitab Syarah Usul Tahqiq yang tidak diketahui siapa penterjemahnya, Kitab Tanbihul Ghafilin karangan Abullaits Assamarqandi serta dobet dan kata-kata dari Bapak Haji Mohamad bin Haji Ali.
Ini suatu peringatan yang amat penting!!!.
Kedua; sebab engkau harus memusuhi syaitan itu ialah karena syaitan sudah menjadi tabiatnya dilahirkan untuk memusuhi kamu, dan mereka selalu siap untuk memerangi kamu, siang-malam terus menerus melemparimu dengan senjata-senjatanya, sedangkan engkau tidak sadar dan lalai daripadanya, maka apalah jadinya nanti.
Kemudian ada lagi satu arti yang penting bagimu untuk diperhatikan yaitu bahwa engkau beribadah kepada Allah dan mengajak makhluk kepada keridhoan Allah dengan ucapan dan perbuatan, yang kesemuanya ini bertentangan dengan perbuatan syaitan dan cita-citanya dan kemauannya serta usahanya. Ini adalah pertanda engkau sudah siap untuk membuat syaitan dan mencari jalan untuk menang dan untuk menentangnya. Maka syaitan pun demikian, dia sudah siap pula untuk melawan dan memerangimu serta menipumu sampai engkau binasa bahkan supaya engkau hancur sama sekali, kerana diapun sudah merasa tidak aman lagi daripadamu
Syaitan itu, bagi orang-orang yang baik kepadanya menjadi teman kerana selalu menurutkan kemahuannya seperti kafir-kafir, termasuk juga pada mereka yang tidak mempunyai maksud untuk memerangi mereka dan tidak benci kepadanya. Terhadap orang-orang yang demikian itu syaitan sudah bermaksud untuk membinasakan dann menjahanamkan terus-terusan.
Sebenarnya terhadap orang-orang yang sejalan dengannya, syaitan tetap merasa bermusuhan secara umum, tetapi terhadapmu, rasa permusuhannya adalah secara khusus dan persoalanmu bagi syaitan dianggap penting sekali, kerana bersama syaitan itu terdapat banyak pembantu-pembantu dan teman-temannnya untuk membinasakanmu. Di antaranya yang paling garang ialah hawa nafsumu sendiri, di samping itu banyak sebab-sebab dan lobang serta pintu untuk syaitan masuk kepadamu, sedangkan engkau sering lupa.
Benar sekali apa yang yang dikatakan oleh Sayyidina Yahya bin Muad’dz Arrozy;
“Syaitan itu pengganggur, penuh waktunya untuk menjalankan rencananya, sedangkan engkau terus sibuk dan syaitan melihatmu, tetapi engkau tidak melihatnya, engkau lupa kepada syaitan, tapi syaitan selalu ingat kepadamu, dan untuk mengalahkanmu syaitan banyak pembantunya”
Oleh kerana itu engkau harus mempunyai tekad untuk memerangi dan mengalahkan dia. Jika tidak, engkau tidak bisa aman dari binasa dan kehancuran.
Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman [yang tidak terpedaya kepada hasutannya](Saba : 20)
Tipuan Syaitan Terhadap Mereka Yang Beribadat
Adapun tipuan serta ajakan syaitan terhadap manusia agar meninggalkan beribadah kepada Allah Taala ada 7 macam jalan;
1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata: “Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, kerana aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi”.
2. Bila bujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan itu dan akan berkata: “Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya”.
3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh’ cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya. Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata: “Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna. Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud: “Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam 5 perkara;
a. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
b. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
c. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
d. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
e. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.
4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata;
“Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya’ dalam amalnya”.
5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab: “bahwa semua keagungan dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di samping dosaku yang banyak pula”.
Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu Makrifat.
6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia: “Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas”. Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiapa orang yang beramal dengan amal tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian daripada penyakit Riya’. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan itu dengan mengatakan; “Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.
7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; “Hai manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka”.Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan: “Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.
Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.
Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan keridhoaanNya.
TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN MAHA AGUNG
Dan sememangnya tiadalah bagi Iblis sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar beriman kepada hari akhirat dan siapa pula yang ragu-ragu terhadapnya. Dan (ingatlah) Tuhanmu sentiasa mengawal serta mengawasi tiap-tiap sesuatu. [Saba : 21]Hikayat dari Ahli Tasauf Wahab bin Munabih RA.
Seorang lelaki daripada Bani Israil telah berpuasa ia selama 70 tahun lamanya. Dalam tiap-tiap tahun, lelaki berkenaan hanya akan berbuka pada dua hari raya dan tiga hari tasyrik.
Maka memohon ia kepada Allah Taala supaya diperlihatkannya bagaimana durhaka dan tipu dayanya terhadap manusia. Maka setelah lama sekali berpanjangan masa hajat dan niatnya untuk melihat syaitan itu, namun tiada diperkenankan pintanya.
Maka kata lelaki tersebut;
“Maka jikalau aku minta nyatakan atas kesalahanku dan dosaku antaraku dan Tuhanku, niscaya adalah terlebih baik daripada pekerjaannya(hajatku) untuk melihat syaitan”.
Mendengar kata-kata itu, Allah Taala telah memerintah seorang malaikat kepada lelaki tersebut. Maka berkata malaikat kepadanya;
“Bahawasanya Allah ‘Azzawajalla telah menyuruh ia akan daku kepadamu supaya menyampaikan firmanNya kepadamu yang bermaksud
“Kata-kata mu itu(untuk melihat kesalahan dan dosa) itu terlebih baik kepada Allah daripada yang telah lalu daripada segala ibadatmu. Maka telah dibukakan Allah Taala akan penglihatanmu untuk melihat syaitan. Maka lihatlah olehmu akan dia(syaitan)”.
Maka dilihat oleh lelaki tersebut berduyun-duyun beberapa tentera malaun (syaitan) dalam bumi ini dan tiadalah seseorang daripada manusia melainkan syaitan berada di sekelilingnya seperti keadaannya beberapa lalat (yang menggerumumi bangkai). Maka kata lelaki tersebut;
“Hai Tuhanku….bagaimana bisa selamat orang daripada keadaan ini?”. Maka firman Allah Taala
“Warak”.
Iblis berkata: ” Demi kekuasaanmu (wahai Tuhanku), aku akan menyesatkan mereka semuanya [Saad : 82]
Tipu Daya Syaitan Pada Murid Sheikh Junaid Al-Bagdadi
Syaitan telah masuk ke dalam hati seorang daripada murid Sheikh Junaid dan membisikkan bahawa murid itu telah mencapai kesempurnaan dan tidak perlu lagi berkawan dengan Aulia Allah.
Murid itu pun memencilkan dirinya. Satu hari dia berkata kepada seorang kawannya bahawa dia telah dikunjungi oleh malaikat pada tiap-tiap hari dengan membawa unta yang berhiasan dan membawa dia melawat ke langit.
Apabila Sheikh Junaid mendengar perkara itu, beliau pun tinggal semalam bersama dengan muridnya itu. Sheikh Junaid menyuruh murid itu berkata kepada malaikat yang dikatakan datang mengunjunginya itu
“Kamu pesuruh iblis! Pergi jahanamlah kamu!!!”
Murid itu pun menyebut perkataan itu apabila malaikat itu datang. Apa yang dikatakan malaikat dan unta itu pun lari dan hilang dan didapati dirinya duduk di atas tong sampah dan rangka-rangka bangkai binatang yang bertaburan di situ.
Murid itu pun bertaubat dan meminta perlindungan dari Sheikh Junaid. Sheikh Junaid berkata;
“Memencilkan diri bagi orang yang dalam permulaan menjalankan perjalanan (Thoriqat) adalah bahaya. Berdampingan dengan guru yang mursyid adalah perlu”.
Jika murid kepada Imam Besar Ilmu Tasauf Sheikh Junaid boleh diperdayakan oleh syaitan….betapa pula dengan mereka yang menggelarkan diri mereka Ahli Hakikat yang tinggi tetapi berguru dengan guru yang tidak dikenali asal-usul salsilahnya. Ada yang sampai terpadaya dengan ketinggian kata-kata guru berkenaan sehinggakan melanggar batas yang telah ditetapkan oleh syariat Rasulullah hinggakan sembahyang pakai niat sahaja, mengerjakan haji dengan tawaf mengelilingi pokok kayu. Berhati-hatilah memilih jalan ini dan lihatlah siapa guru anda agar anda tidak terpilih guru syaitan. Perhatikan kata-kata dari seorang Aulia Allah ini sebagai panduan dalam memilih Guru Thoriqat;
Shiekh(guru) itu boleh jadi di barat, tetapi beliau tahu keadaan muridnya di Timur. Kebolehan yang paling kurang bagi seseorang guru ialah dia mempunyai “KASFIL QALBI” (membaca hati murid) dan “KASFIL KUBUR” (sedar tentang keadaan orang yang mati dalam kubur). Jika dia tidak mempunyai kebolehan ini, maka haramlah dia membimbing muridnya.
Dia tidak boleh menjadi guru. Dia hendaklah tahu keadaan dunia dahulu dan sekarang. Beliau adalah khalifah di bumi ini. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30 yang bermaksud;
‘Kami jadikan dia khalifah di bumi ini”.
Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (hai iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu (wahai Muhammad) menjadi Pelindung (bagi mereka). [Al-Isra' : 65]
Iblis Menggoda Nabi Ayub Alaihissalam
Para malaikat memuji akan sikap dan keperibadian Nabi Ayub as yang suka beribadah dan mengingat Allah SWT. Hidupnya penuh dengan rasa kesyukuran yang mendalam atas nikmat yang dibahagikan oleh Allah SWT kepadanya. Iblis mendengar pujian para Malaikat tersebut yang membuat hatinya menjadi panas kerana ia telah bersumpah dengan Allah untuk menggoda setiap anak cucu Adam. Oleh sebab itu ia tidak rela melihat manusia yang berada di permukaan bumi ini beriman, beribadah dan beramal soleh.
Kemudian Iblis menjumpai Ayub untuk melihat sendiri tentang apa yang diperkatakan oleh malaikat itu. Ternyatanya memang benar bahawa Nabi Ayub as memang patut menerima pujian tersebut. Nabi Ayub hidup dalam keadaan yang serba mewah dengan harta kekayaan yang banyak, hidup rukun dengan anak dan isterinya. Namun begitu Nabi Ayub tidak terlena dengan kekayaan dan anak isterinya itu, siang malam bibirnya tidak lepas dari mengingat Allah SWT bersujud dan bersyukur kepada Nya, serta memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama makhluk.
Iblis berusaha untuk menggoda Nabi Ayub as tetapi gagal, namun ia tidak berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub. Kemudian ia pergi menghadap kepada Allah dan ia berkata: “Wahai Tuhan, sesungguh Ayub menyembah dan bertasbih kepada Mu bukan lantaran ia ikhlas dan tulus kerana cinta dan taat kepada Mu. Ia melakukan itu hanya kerana takut kehilangan semua kesenangan duniawi yang Engkau berikan kepadanya. Di samping itu ia masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah berlipat ganda. Untuk itu ia menyembah Mu, andai kata ia ditimpa musibah sehingga hartanya menjadi musnah tentu ia akan berpaling daripadaMu.”
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis: “Sesungguhnya Ayub adalah hambaKu yang sangat taat kepadaKu, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepadaKu semata-mata didorong oleh keimanan yang teguh dan ketaatan kepadaKu. Engkau memang tidak rela melihat anak cucu Adam berada di jalan yang benar dan lurus. Untuk menguji hati Ayub dan keimanannya kepadaKu, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada Ku.”
Iblis mengumpul para sahabatnya untuk menguji dan memalingkan keimanan Nabi Ayub. Untuk pertama kali ia berusaha menghancurkan harta benda Nabi Ayub. Dengan berbagai cara akhirnya Iblis dengan kawan-kawannya para syaitan itu berhasil memusnahkan binatang ternak, ladang-ladang serta bangunan-bangunan milik Nabi Ayub. Dengan waktu yang singkat Nabi Ayub yang kaya raya itu menjadi miskin. Yang ada hanya segumpal hati yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Setelah itu Iblis pun datang menemui Nabi Ayub dengan menyamar sebagai orang tua yang bijaksana, dan berkata: “Sesungguhnya musibah yang menimpa mu ini sangat mengerikan, dalam waktu yang singkat segala harta mu jadi musnah, tentu sahabat-sahabat menjadi sedih dan bertanya apa sebabnya Ayub menerima musibah seburuk ini. Sementara musuh-musuh mu ada yang berkata; musibah ini datang mungkin Ayub tidak ikhlas dalam beribadah, dan ada lagi yang berkata, kalau Tuhan Ayub benar-benar berkuasa nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayub dari bencana ini.
Sebahagian yang lain ada yang berkata, mungkin amal ibadah Ayub tidak diterima oleh Tuhan sebab dilakukan bukan dengan hati yang bersih, serta mempunyai sifat riya’ dan ingin dipuji. Aku pun merasa berdukacita kepada mu hai Ayub dengan nasib mu ini.” Kemudian Iblis merayu dan memujuk Nabi Ayub dengan kata-katanya yang manis.
Kemudian Nabi Ayub berkata: “Ketahuilah bahawa apa yang telah aku miliki, semuanya itu barang pemberian Allah yang dimintanya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan menggunakannya. Segala puji dan kesyukuran hanya untuk Allah yang telah memberikan kurniaNya kepada ku dan mencabutnya kembali. Dia Maha Kuasa yang dapat berbuat sesuai dengan kehendakNya. Sebagai hamba kita harus menerima takdirNya itu.” Setelah selesai berbicara Nabi Ayub pun bersujud kepada Allah SWT.
Iblis segera meninggalkan rumah Nabi Ayub dengan rasa kecewa dan hampa. Namun begitu dia masih berhasrat untuk mencelakakan Nabi Ayub as. Kembali ia menghadap kepada Allah SWT dan meminta izin untuk meneruskan usahanya. Iblis berkata: “Wahai Tuhan, Ayub tidak mahu menerima hasutan ku, bahkan sedikitpun tidak goyah imannya kepada Mu, walaupun segala harta dan kekayaannya telah musnah. Mungkin kerana dia masih memiliki harapan, bahawa anak-anaknya yang sihat dan kuat akan meneruskan kehidupannya untuk hari tua.
Menurut ku Ayub tidak akan sanggup menerima musibah, jika kecelakaan itu ditimpakan kepada anak-anak yang sangat dicintainya itu. Oleh sebab itu ya Tuhan, izinkan aku sekali lagi untuk mencuba kesabarannya, dan keteguhan imannya. Godaan yang ku lakukan ini terhadap keluarganya dan putera-putera yang sangat disayanginya itu.”
Allah mengizinkan permintaan Iblis itu. Iblis pun pergi bersama-sama kawan-kawannya untuk memusnahkan putera-putera Nabi Ayub. Rumah yang diduduki oleh putera-putera Nabi Ayub menjadi hancur begitu pula putera-puteranya meninggal semuanya.
Kemudian Iblis pun pergi ke rumah Nabi Ayub menyamar sebagai sahabat Nabi Ayub, untuk mengucapkan rasa dukacita atas musibah yang menimpa Nabi Ayub serta keluarganya itu.
Iblis berkata; “Hai Ayub sudah engkau melihat putera-putera mu yang mati ditimbus oleh bangunan rumah-rumahnya akibat dari gempa bumi itu? Sudah jelas hai Ayub bahawa Tuhan tidak menerima ibadah mu selama ini dan tidak menjaga dan melindungi mu sebagai balasan dari amal soleh mu.”
Mendengar ucapan Iblis itu, menangislah Nabi Ayub tersedu-sedan sambil berkata: “Allah lah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya Tuhan Yang Maha Pemberi dan Maha mencabut kembali.”
lblis pergi meninggalkan Nabi Ayub yang sedang dalam keadaan sujud kepada Allah SWT. Kemudian Iblis kembali mengadap Allah. “Wahai Tuhan, Ayub telah kehilangan harta benda bahkan putera-puteranya namun ia masih tetap memiliki keimanan yang kuat. Izinkan aku ya Tuhan untuk menguji sekali lagi terhadap kesihatan dirinya. Kerana jika sudah sakit dan lumpuh sudah tentu ia akan malas mengerjakan ibadah kepada Mu.”
Allah mengizinkan kehendak Iblis tersebut. Iblis memerintahkan kepada pengikut-pengikutnya supaya menaburkan benih-benih penyakit ke dalam tubuh Nabi Ayub. Sehingga Nabi Ayub menjadi orang yang tidak bermaya, semua orang menjauhinya disebabkan penyakit yang menimpanya itu dapat berjangkit kepada orang lain. Hanya isterinya yang setia menjaga dan merawat Ayub.
Iblis masih melihat walaupun Nabi Ayub dalam keadaan yang tidak berdaya itu ia masih tetap beribadah kepada Allah SWT bibirnya terus menyebut nama Allah. Iblis menjadi kesal dengan sikap Nabi Ayub tersebut, sehingga ia meminta pendapat terhadap teman-temannya bagaimana cara untuk menghancurkan keimanan Nabi Ayub itu.
Di antara mereka ada yang berkata Engkau telah berhasil mengeluarkan Nabi Adam dari syurga bagaimana engkau dapat melakukan hal itu?” Iblis baru teringat hal itu dilakukan dengan jalan menggoda isteri Adam. Mungkin idea ini dapat dilakukan terhadap isteri Nabi Ayub.
Pergilah ia menemui isteri Nabi Ayub dengan menyamar sebagai seorang sahabat Nabi Ayub. Iblis membisikkan rayuannya kepada telinga isteri Nabi Ayub. Akhirnya isteri Nabi Ayub pergi menemui Nabi Ayub yang sedang menanggung penderitaan itu dan sedang bertasbih kepada Allah SWT. Kemudian ia berkata; “Wahai suami ku sampai bilakah engkau diseksa oleh Tuhan mu, yang mana segala harta dan putera-putera kita telah musnah, begitu juga sahabat-sahabat mu telah menjauhkan diri. Mohonlah wahai suami ku Ayub kepada Tuhan mu, supaya kita dibebaskan dari penderitaan yang terus menerus ini.”
Kemudian Nabi Ayub berkata; “Wahai isteri ku engkau menyesali akan peristiwa yang terjadi, aku ingin bertanya kepada mu berapa tahunkah kita menikmati kesenangan dan kemewahan yang diberikan oleh Allah?” Isterinya menjawab 80 tahun. Kemudian Nabi Ayub bertanya lagi; “Berapa lamakah kita dicuba oleh Allah seperti ini?” Isterinya menjawab tujuh tahun.”
“Aku malu untuk memohon kepadaNya untuk bebas dari cubaan ini, jika dibanding nikmat yang kita rasakan dengan cubaan yang diberikan oleh Allah tidak sebanding. Kiranya engkau telah mendengar hasutan Iblis yang durjana sehingga imanmu menjadi menipis. Tunggulah ganjaran mu nanti, setelah aku sihat aku akan mencambuk mu sebanyak seratus kali. Tinggalkan aku seorang diri di sini menunggu takdir Ilahi!”
Setelah Nabi Ayub hidup sendiri ia bermohon kepada Allah SWT. “Wahai Tuhan ku, Iblis telah mengganggu ku, dengan berbagai godaan yang dilakukannya hanya Engkaulah wahai Tuhan ku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Kemudian Allah SWT menerima doa Nabi Ayub as kemudian Allah berfirman, “Hentakkanlah kaki mu ke tanah. Dari situ akan keluar air, dan dengan air itu engkau akan menjadi senang dan sihat dari penderitaan penyakit mu jika engkau gunakan untuk minum dan mandi.” Dengan kekuasaan Allah, Nabi Ayub sihat dari penyakitnya, bahkan kelihatan lebih sihat dari ketika ia masih muda.
Nabi Ayub telah bersumpah akan memukul isterinya seratus kali apabila ia telah sembuh, ia merasa wajib untuk melaksanakannya walau timbul rasa kasihan untuk melakukannya. Sebab isteri beliau sangat setia dan baik hati. Di dalam keraguan Nabi Ayub tersebut maka turunlah wahyu Allah SWT. “Hai Ayub ambillah dengan tangan mu seikat rumput dan pukullah isteri mu dengan rumput itu sebanyak seratus kali sehingga dengan demikian tertebuslah sumpah mu itu.”
Akhirnya Nabi Ayub as hidup rukun dan damai seperti semula, bahkan Allah SWT mengganti putera-puteranya sebanyak itu juga. Begitulah bukti dari kesabaran seorang hamba Allah SWT yang tidak tergoda dengan pujuk rayu Iblis. (kisah ini dapat dibaca dalam Al-Quran surah Sad ayat 41-44 dan surah Al Anbiya ayat 83-84).
Begitulah tipu daya Iblis yang pandai menggoda, membisik sesuatu yang indah ke dalam setiap hati dan telinga umat manusia. Ia akan merasa cemburu dengan orang-orang yang beriman dan beramal soleh serta bersujud hanya kepada Allah SWT. Sebaliknya ia akan tertawa dan berbangga hati jika orang-orang yang telah beriman dapat dirayunya dan mengikuti jalan yang sesat.
Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman (yang tidak terpedaya kepada hasutannya). (Saba : 20)
Nasihat Iblis kepada Nabi Nuh
Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh as. Al-Quran menga takan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah, bahkan sering mengganggunya, Nabi Nuh memohon kepada Allah agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah mengabulkan permohonannya.
Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan tertinggal.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.
“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Aku Iblis,” jawabnya.
Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.
“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.
“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.
Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Adam sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia ketahui pasti akan diikuti.
“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.
Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh, Allah juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.” Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nuh.
Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara: pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka; dan kedua dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka. Kerana dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.
Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh, “Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”
“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.
“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya.”
Dan sememangnya tiadalah bagi Iblis sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar beriman kepada hari akhirat dan siapa pula yang ragu-ragu terhadapnya. Dan Tuhanmu sentiasa mengawal serta mengawas tiap-tiap sesuatu.[Saba 21]
Jalan Syaitan Melolosi Dapat Anak Adam
1. Dari sifat rakus dan Su’udhdhan [jahat sangka, maka aku lawan dengan kepercayaan pada janji Allah dan Qanaah, dan untuk memperkuatkan perlawanan itu saya berpedoman pada kitab Allah dalam ayat yang bermaksud; "Tiada suatu pun melata di bumi ini melainkan dijamin oleh Allah rezekinya". Maka dengan itu aku patahkan ia.
2. Dari panjang angan-angan, lamunan, maka aku hadapi dengan ingat pada datangnya maut dengan tiba-tiba bersendikan ayat Allah yang bermaksud; " Tiada satu jiwa pun yang mengetahui dimana ia akan mati". Maka dengan itu dapat mematahkan tipuannya.
3. Dari keinginan istirahat dan nikmat, maka aku hadapi dengan mengingati hilangnya nikmat dan beratnya hisab, bersandarkan ayat Allah yang bermaksud; "Biarkan mereka makan dan bersuka-suka dan dilalaikan oleh angan-angan". dan ayat yang bermaksud; "Tidakkah kamu lihat jika kami senangkan mereka beberapa tahun, kemudian tiba apa yang telah dijanjikan pada mereka, maka tidak berguna kemewahan dan kesenangan mereka". Maka dengan itu aku tewaskan ia.
4. Dari Ujub bangga diri. Maka aku hadapi dengan mengingati kurnia dan takut pada akibat berdasarkan ayat yang bermaksud; "Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang untung"., sedangkan aku tidak mengetahui yang aku termasuk ke dalam golongan yang mana. Maka dengan itu aku patahkan tipuan syaitan itu.
5. Dari meremehkan kawan dan tidak menghargai mereka. Maka aku lawan dengan dengan menghormati mereka bersendikan firman Allah yang bermaksud; "Kemulian itu Haq Allah dan Rasulullah dan orang-orang mukmin". Maka aku patahkan dengan itu.
6. Dari sifat hasud {dengki dan iri hati). Maka aku hadapi dengan keadilan Allah dalam membahagi nikmat buat makhlukNya berpandukan firman Allah yang bermaksud; "Kami yang membahagikan penghidupan mereka di dunia". Maka dengan itu aku dapat mematahkannya.
7. Dari sifat Riya dan ingin pujian orang. Maka aku patahkan dengan dengan ikhlas berdasarkan firman Allah yang bermaksud; "Maka siapa yang berharap akan bertemu pada Tuhan hendaklah beramal dengan amal yang sholeh dan tidak menyekutukan Tuhan dengan sesuatu apapun". Maka dengan itu aku patahkan tipuan syaitan itu.
8. Dari sifat kikir (bakhil). Maka aku hadapi dengan dengan mengingat rosaknya apa yang ada di tangan orang-orang berdasarkan ayat Allah yang bermaksud; "Apa yang ada padamu akan rosak binasa dan yang di sisi Allah tetap kekal". Maka dengan itu aku mengalahkannya.
9. Dari sifat sombong. Maka aku hadapi dengan sifat Tawadhu' berdasarkan ayat yang bermaksud; "Sungguh kami jadikan kamu dari lelaki dan perempuan dan kami jadikan kau bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya mudah kenal-mengenal, bahawa orang yang termulia di antara kamu ialah orang-orang yang bertaqwa". Maka dengan itu aku dapat kalahkannya.
10. Dari sifat Tamak. Maka aku hadapinya dengan putusd harapan dari apa yang ada di tangan manusia, dan hanya berharap kepada Allah bersendikan ayat yang bermaksud; "Sesiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah memberinya jalan kelauar dari segala kesempitan dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka".
Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu menjadi Pelindung. [Al-Isra' : 65]
Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman [yang tidak terpedaya kepada hasutannya](Saba : 20)
Iblis Dengan Nabi Muhammad SAW.
Wahab bin Munabbih berkata: Allah telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjawab segala pertanyaan-pertanyaannya. Maka datanglah iblis berupa orang yang tua yang bertongkat dan ketika ditanya oleh Nabi SAW.
“Siapakah kamu?”
Jawabnya; “Iblis.”
Nabi SAW. bertanya lagi; “Kenapakah kamu datang?”.
Jawab iblis; “Allah menyuruhku datang kepadamu untuk menjawab segala pertanyaanmu.”
Lalu Nabi Muhammad SAW bertanya; “Ya Mal’uun! berapa musuh-musuhmu dari ummatku?”.
Jawab iblis; “Lima belas orang”.
1. Engkau (Nabi Muhammad SAW).
2. Imam yang adil.
3. Orang kaya yang merendah diri.
4. Pedagang yang jujur [benar].
5. Orang Alim yang khusyuk.
6. Orang mukmin yang suka menasihati.
7. Orang mukmin yang murah hati (belas kasih).
8. Orang yang bertaubat dan tetap pada taubatnya.
9. Orang yang menjauh dari segala yang haram.
10. Orang yang tetap berwudhu {apabila batal sentiasa diperbaharui dengan wudhu yang lain).
11. Orang mukmin yang banyak bersedekah.
12. Orang mukmin yang baik budi akhlaqnya.
13. Orang mukmin yang banyak jasa gunanya pada manusia.
14. Orang yang membawa Al-Qur’an dan selalu membacanya.
15. Orang yang suka sembahyang tahajjud malam di waktu orang-orang sedang tidur.
Lalu ditanya oleh Nabi SAW.; “Siapakah kawan-kawanmu dari umatku?”.
Jawab iblis; “Sepuluh orang”.
1. Raja(pemerintah) yang zalim..
2. Orang kaya yang sombong.
3. Peniaga yang khianat(penipu).
4. Pemabuk (Peminum arak).
5. Tukang adu domba (fitnah).
6. Pelacur.
7. Pemakan harta anak yatim.
8. Orang yang meremehkan sembahyang.
9. Penolak zakat (tidak mengeluarkan zakat).
10. Orang yang panjang angan-angan.
Mereka itulah sahabat-sahabatku.
Iblis berkata: “Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) demi sesungguhnya aku akan mengambil tempat menghalangi mereka (dari menjalani) jalanMu yang lurus. [Al-Araaf : 16]
Tempat Tinggal Iblis
Anas bin Malik r.a. berkata:
“Iblis telah bertanya pada Allah: katanya, wahai Tuhanku! Engkau telah memberikan anak Adam tempat kediaman untuk mereka berteduh dan berzikir kepadaMu, oleh itu tunjukkanlah padaku tempat kediaman untukku.”
Firman Allah:
“Tempat kediamanmu adalah di dalam tandas.”
Iblis bertanya lagi:
“Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan anak Adam berkumpul di masjid, di manakah pula tempatku berkumpul?”
Firman Allah:
“Tempatmu berkumpul ialah di pasar-pasar, pesta, pusat membeli belah, kelab malam, tempat hiburan serta majlis-majlis maksiat.”
Iblis bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau berikan anak Adam itu kitab (al-Quran) untuk mereka membacanya, tunjukkanlah apa pula bahan bacaanku?”
Firman Allah:
“Bacaan untukmu ialah syair dan sajak yang melalaikan.”
Iblis bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan kepada mereka cerita-cerita benar, apakah pula cerita bagiku?”
Firman Allah:
“Cerita bagimu ialah kata-kata kesat dan dusta.”
Iblis bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan azan kepada anak Adam untuk mereka memanggil orang sembahyang, apa pula azan untukku?”
Firman Allah:
“Azan untukmu ialah seruling.”
Iblis bertanya:
Wahai Tuhanku, Engkau telah menghantar utusan-Mu dari para rasul dan juga nabi, siapakah yang menjadi utusanku?”
Firman Allah:
“Para utusan mu terdiri daripada bomoh, tabib dan dukun yang menduakan Aku.”
Iblis Bertanya:
“Wahai Tuhanku, Engkau berikan kitab suci al-Quran yang bertulis kepada mereka, apakah pula tulisan bagiku?”
Firman Allah:
“Tulisanmu ialah tatu, gincu serta lukisan di badan.”
Iblis bertanya:
“Ya Tuhanku, Engkau berikan anak Adam perangkap, apakah pula perangkap bagiku?”
Firman Allah:
“Perangkap bagimu ialah wanita.”
Iblis bertanya:
“Ya Tuhanku, Engkau berikan mereka minuman yang halal yang disebutkan nama-Mu, apakah pula minuman untukku?”
Firman Allah:
“Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan serta tidak disebutkan nama-Ku padanya.”
Sumber: http://Rockbebeh.blogspot.com
HAK TETANGGA
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Al-ash r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tujuh macam orang yang tidak akan dilihat oleh Allah s.w.t. pada hari kiamat dan tidak diringankan siksaanya dan diperintahkan masuk neraka bersama-sama orang yang masuk neraka ialah:
Pelacur lelaki dengan lelaki (liwat)
Orang yang bersetubuh dengan binatang
Orang yang onani
Orang yang setubuh dengan wanita melalui dubur
Orang yang bersetubuh dengan wanita dan anak perempuannya
Orang yang berzina dengan isteri tetangganya
Orang yang menggangu tetangganya, terang-terangan kecuali jika taubat dengan memenuhi syarat-syarat taubatnya
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin mas'ud r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Allah, tidak Islam seorang hamba sehingga selamat semua orang dari gangguan hati, lidah dan tangannya dan tidak beriman seorang hamba sehingga aman tetangganya dari gangguannya. Sahabat bertanya: "Apakah gangguan-gangguan itu, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Tipuan dan aniaya."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Said bin Al-Musayyab berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kehormatan tetangga kepada tetangganya bagaikan kehormatan ibu. Juga dapat bererti: Haramnya menggangu tetangga sama haram menggangu kepada ibu kandung."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr Al-ash r.a. berkata kepada pelayannya: "Sembelihlah kambing dan berilah makanan pada tetangga kami yang Yahudi." Kemudian ia berbicara sebentar dan berkata: "Hai Ghulam, jika kau telah menyembelih kambing maka beri makanan untuk tetangga yang Yahudi itu." Pelayan itu berkata: "Engkau ributkan kami dengan Yahudi itu." Abdullah berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. selalu berpesan kepada kami supaya baik kepada tetangga sehingga kami sangka kemungkinan akan diberi hak waris.
Abul -laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Syuraih Alka'bi berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang iman percaya kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian hendaknya berkata baik atau diam dan siapa yang beriman (percaya) kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian harus menghormati tetangganya dan siapa yang iman percaya kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian harus merus menghormati tetamunya ja'izahnya iaitu hari pertama datangnya dan dhiyafahnya sampai tiga hari dan selebihnya dari itu sebagai sedekah."
Abul Laits meriwaytakan dengan sanadnya dari Alhasan Al-Bashri berkata Rasulullah s.a.w. bertanya: "Apakah hak tetangganya?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Jika hutang kau hutangi, jika mengundang kau datang, jika sakit kau ziarahi, jika minta tolong kau tolong, jika tertimpa bala kau hibur, jika mendapat keuntungan kesenangan kau beri selamat, jika mati kau hantar jenazahnya, jika pergi kau jagakan rumah dan anak-anaknya dan jangan kau menggangunya dengan bau masakanmu kecuali jika memberikan hidayah dari masakan itu kepadanya." Dilain riwayat ada tambahan iaitu: "Dan jangan meninggalkan bangunan atas bagunannya kecuali dengan kerelaan hatinya."
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jibril selalu berpesan kepadaku supaya baik dengan tetangga sehingga saya kira kemungkinan itu akan diberi hak waris."
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ya Abuhurairah, jadilah engkau seorang yang warak (menjauhi dari yang syubhat) nescaya kau akan menjadi manusia yang sangat ibadat dan jadilah orang yang qana'ah (suka menerima/ terima apa adanya) supaya kau menjadi manusia yang sangat bersyukur dan sukalah kepada sesama manusia apa yang kau suka untuk dirimu sendiri nescaya kau menjadi mukmin benar-benar dan perbaikilah hubungan dengan tetanggamu nescaya kau menjadi orang muslim yang benar-benar dan kurangilah tertawamu kerana banyak tertawa itu mematikan hati."
Firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Wa'budullaha walatusyriku bihi syai'a, wabil walidaini ihsana, wa bidzil qurba walyatama walmasakina wabnassabili, waljaridzil qurba, waljaril junubi washabihi biljanbi wabnissabil." (Yang bermaksud): "Hendaklah kau menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun dan kepada kedua ibubapamu harus kamu bakti taat dan membantu, juga kepada kerabat dan anak yatim dan orang miskin dan tetangga yang sekerabat dan tetangga orang lain (bukan kerabat) dan teman dalam perjalanan dan orang rantau." (Surah An nisa ayat 36)
Rasulullah s.a.w. bersabda: " Tetangga itu ada tiga macam iaitu: yang mempunyai tiga hak dan yang mempunyai dua hak dan yang mempunyai satu hak:
Adapun yang mempunyai tiga hak maka tetangga yang sekerabat dan Muslim
Adapun yang mempunyai dua hak maka tetangga itu yang bukan kerabat tetapi Muslim
Adapun yang mempunyai satu hak maka tetangga orang kafir dzimmi (orang kafir yang tidak menggangu kaum Muslimin)
Tiga hak itu ialah hak kerabat, hak ketetanggaan dan hak Islam dan sua hak iaiyu hak ketetanggan dan hak Islam. Satu hak iaitu hak ketetanggaan saja."
Abu Dzar Alghifari r.a. berkata: "Saya dipesan oleh kekasihku Rasulullah s.a.w. tiga macam iaitu:
Dengarlah dan taatlah kepada pemimpin kaum Kuslimin meskipun yang diangkat itu orang yang dipotong hidungnya dan hamba sahaya
Jika kamu masak kuah maka banyakkan airnya dan perhatikan tetangga-tetanggamu, maka berikan kepada mereka
Sembahyanglah lima waktu itu tepat pada waktunya
Juga ada keterangan: "Siapa yang mati sedang tiga hari dari tetangganya rela padanya maka diampun baginya."
Seorang datang kepada Rasulullah s.a.w. mengeluh kerana gangguan tetangganya, maka Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: "Jagalah dirimu, jangan menggangu padanya dan sabarlah atas gangguannya dan cukup bagimu maut untuk memisah kamu berdua."
Alhasan Albashri berkata: "Bukan bernama baik dalam ketetanggaan itu tidak mengganggu tetangga tetapi baik dalam ketetanggaan itu ialah sabar atas gangguan tetangga."
Amr bin Al-Ash berkata: "Bukannya menyambung kerabat itu membalas hubungan tetapi orang yang menyambung kerabat itu ialah orang yang menyambung hubungan kerabat yang akan memutuskan hubungan keduanya dan lunak pada orang yang kasar kepadanya, dan bukannya orang yang sabar itu yang membalas kesabaran kaumnya tetapi jika kaumnya berlaku masa bodoh maka ia sabar."
Abul-Laits berkata: "Seharusnya seorang muslim sabar terhadap gangguan tetangganya dan tidak menggangu tetangganya dan auratnya, adapun aman dari lidahnya, maka tidak mengganggu atau membicarakannya yang tidak baik, adapun aman dari tenganya, maka sekiranya kelupaan tidak mengunci rumahnya, maka tetangganya itu tidak curiga daripadanya, adapun auratnya maka sekiranya ia pergi lalu mendapat berita bahawa tetangganya masuk kerumahnya ia merasa aman."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Tiga macam akhlak yang berlaku dimasa jahilliyah dan dianjurkan supaya tetap ada pada kaum muslimin iaitu:
Jika kedatangan tetamu bersungguh-sungguh menghormati dan menjamunya
Jika mempunyai isteri yang telah tua, tidak menceraikannya supaya jangan sampai sia-sia
Jika tetangganya mendapat kesukaran, maka ia berusaha untuk meringankannya meskipun dengan membayarkan hutangnya.
Anas bin Malik r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pada hari kiamat kelak seorang tetangga memegang tetangganya dan berkata: "Ya Tuhan, Engkau luaskan rezeki saudaraku ini dan menyempitkan rezekiku sehingga saya lapar pada waktu siang hari dan ia kenyang, maka tanyakan kepadanya mengapa ia menutup pintunya dan mengharamkan aku dari apa yang telah diluaskan baginya."
Sufyan Atstsauri berkata: "Sepuluh macam daripada kekejaman yaitu:
Seorang yang berdoa untuk dirinya sendiri dan tidak mendoakan anak-anaknya dan kaum mukminin
Seorang yang pandai membaca al-quran tetapi tiap harinya tidak membaca seratus ayat
Seorang yang masuk masjid lalu keluar dan tidak sembahyang dua rakaat
Seorang yang berjalan melalui kuburan kemudian tidak memberi salam dan mendoakan ahli kubur
Seorang yang sampai disuatu kota pada hari Jumaat kemudian tidak sembahyang jemaah
Seorang yang didaerahnya didatangi oleh seorang alim, tiba-tiba tidak mahu belajar apa-apa kepadanya
Dua orang bertemu diperjalanan dan masing-masing tidak menanyakan nama kawannya itu
Seorang diundang pada jamuan tiba-tiba tidak datang
Pemuda yang tidak ada kerjanya dan tidak mahu belajar ilmu dan kesopanan
Seorang yang kenyang sedang ia tahu bahawa tetangganya lapar tetapi tidak diberi dari makanannya itu.
Abul-Laits berkata: "Kesempurnaan baik kepada tetangga itu ada empat macam iaitu:
Membantu dengan apa yang ada padanya
Tidak menginginkan kepunyaan tetangganya
Tidak mengganggu kepadanya
Sabar atas gangguan tetangganya
Pelacur lelaki dengan lelaki (liwat)
Orang yang bersetubuh dengan binatang
Orang yang onani
Orang yang setubuh dengan wanita melalui dubur
Orang yang bersetubuh dengan wanita dan anak perempuannya
Orang yang berzina dengan isteri tetangganya
Orang yang menggangu tetangganya, terang-terangan kecuali jika taubat dengan memenuhi syarat-syarat taubatnya
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin mas'ud r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Allah, tidak Islam seorang hamba sehingga selamat semua orang dari gangguan hati, lidah dan tangannya dan tidak beriman seorang hamba sehingga aman tetangganya dari gangguannya. Sahabat bertanya: "Apakah gangguan-gangguan itu, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Tipuan dan aniaya."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Said bin Al-Musayyab berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kehormatan tetangga kepada tetangganya bagaikan kehormatan ibu. Juga dapat bererti: Haramnya menggangu tetangga sama haram menggangu kepada ibu kandung."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr Al-ash r.a. berkata kepada pelayannya: "Sembelihlah kambing dan berilah makanan pada tetangga kami yang Yahudi." Kemudian ia berbicara sebentar dan berkata: "Hai Ghulam, jika kau telah menyembelih kambing maka beri makanan untuk tetangga yang Yahudi itu." Pelayan itu berkata: "Engkau ributkan kami dengan Yahudi itu." Abdullah berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. selalu berpesan kepada kami supaya baik kepada tetangga sehingga kami sangka kemungkinan akan diberi hak waris.
Abul -laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Syuraih Alka'bi berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang iman percaya kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian hendaknya berkata baik atau diam dan siapa yang beriman (percaya) kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian harus menghormati tetangganya dan siapa yang iman percaya kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian harus merus menghormati tetamunya ja'izahnya iaitu hari pertama datangnya dan dhiyafahnya sampai tiga hari dan selebihnya dari itu sebagai sedekah."
Abul Laits meriwaytakan dengan sanadnya dari Alhasan Al-Bashri berkata Rasulullah s.a.w. bertanya: "Apakah hak tetangganya?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Jika hutang kau hutangi, jika mengundang kau datang, jika sakit kau ziarahi, jika minta tolong kau tolong, jika tertimpa bala kau hibur, jika mendapat keuntungan kesenangan kau beri selamat, jika mati kau hantar jenazahnya, jika pergi kau jagakan rumah dan anak-anaknya dan jangan kau menggangunya dengan bau masakanmu kecuali jika memberikan hidayah dari masakan itu kepadanya." Dilain riwayat ada tambahan iaitu: "Dan jangan meninggalkan bangunan atas bagunannya kecuali dengan kerelaan hatinya."
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jibril selalu berpesan kepadaku supaya baik dengan tetangga sehingga saya kira kemungkinan itu akan diberi hak waris."
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ya Abuhurairah, jadilah engkau seorang yang warak (menjauhi dari yang syubhat) nescaya kau akan menjadi manusia yang sangat ibadat dan jadilah orang yang qana'ah (suka menerima/ terima apa adanya) supaya kau menjadi manusia yang sangat bersyukur dan sukalah kepada sesama manusia apa yang kau suka untuk dirimu sendiri nescaya kau menjadi mukmin benar-benar dan perbaikilah hubungan dengan tetanggamu nescaya kau menjadi orang muslim yang benar-benar dan kurangilah tertawamu kerana banyak tertawa itu mematikan hati."
Firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Wa'budullaha walatusyriku bihi syai'a, wabil walidaini ihsana, wa bidzil qurba walyatama walmasakina wabnassabili, waljaridzil qurba, waljaril junubi washabihi biljanbi wabnissabil." (Yang bermaksud): "Hendaklah kau menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun dan kepada kedua ibubapamu harus kamu bakti taat dan membantu, juga kepada kerabat dan anak yatim dan orang miskin dan tetangga yang sekerabat dan tetangga orang lain (bukan kerabat) dan teman dalam perjalanan dan orang rantau." (Surah An nisa ayat 36)
Rasulullah s.a.w. bersabda: " Tetangga itu ada tiga macam iaitu: yang mempunyai tiga hak dan yang mempunyai dua hak dan yang mempunyai satu hak:
Adapun yang mempunyai tiga hak maka tetangga yang sekerabat dan Muslim
Adapun yang mempunyai dua hak maka tetangga itu yang bukan kerabat tetapi Muslim
Adapun yang mempunyai satu hak maka tetangga orang kafir dzimmi (orang kafir yang tidak menggangu kaum Muslimin)
Tiga hak itu ialah hak kerabat, hak ketetanggaan dan hak Islam dan sua hak iaiyu hak ketetanggan dan hak Islam. Satu hak iaitu hak ketetanggaan saja."
Abu Dzar Alghifari r.a. berkata: "Saya dipesan oleh kekasihku Rasulullah s.a.w. tiga macam iaitu:
Dengarlah dan taatlah kepada pemimpin kaum Kuslimin meskipun yang diangkat itu orang yang dipotong hidungnya dan hamba sahaya
Jika kamu masak kuah maka banyakkan airnya dan perhatikan tetangga-tetanggamu, maka berikan kepada mereka
Sembahyanglah lima waktu itu tepat pada waktunya
Juga ada keterangan: "Siapa yang mati sedang tiga hari dari tetangganya rela padanya maka diampun baginya."
Seorang datang kepada Rasulullah s.a.w. mengeluh kerana gangguan tetangganya, maka Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: "Jagalah dirimu, jangan menggangu padanya dan sabarlah atas gangguannya dan cukup bagimu maut untuk memisah kamu berdua."
Alhasan Albashri berkata: "Bukan bernama baik dalam ketetanggaan itu tidak mengganggu tetangga tetapi baik dalam ketetanggaan itu ialah sabar atas gangguan tetangga."
Amr bin Al-Ash berkata: "Bukannya menyambung kerabat itu membalas hubungan tetapi orang yang menyambung kerabat itu ialah orang yang menyambung hubungan kerabat yang akan memutuskan hubungan keduanya dan lunak pada orang yang kasar kepadanya, dan bukannya orang yang sabar itu yang membalas kesabaran kaumnya tetapi jika kaumnya berlaku masa bodoh maka ia sabar."
Abul-Laits berkata: "Seharusnya seorang muslim sabar terhadap gangguan tetangganya dan tidak menggangu tetangganya dan auratnya, adapun aman dari lidahnya, maka tidak mengganggu atau membicarakannya yang tidak baik, adapun aman dari tenganya, maka sekiranya kelupaan tidak mengunci rumahnya, maka tetangganya itu tidak curiga daripadanya, adapun auratnya maka sekiranya ia pergi lalu mendapat berita bahawa tetangganya masuk kerumahnya ia merasa aman."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Tiga macam akhlak yang berlaku dimasa jahilliyah dan dianjurkan supaya tetap ada pada kaum muslimin iaitu:
Jika kedatangan tetamu bersungguh-sungguh menghormati dan menjamunya
Jika mempunyai isteri yang telah tua, tidak menceraikannya supaya jangan sampai sia-sia
Jika tetangganya mendapat kesukaran, maka ia berusaha untuk meringankannya meskipun dengan membayarkan hutangnya.
Anas bin Malik r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pada hari kiamat kelak seorang tetangga memegang tetangganya dan berkata: "Ya Tuhan, Engkau luaskan rezeki saudaraku ini dan menyempitkan rezekiku sehingga saya lapar pada waktu siang hari dan ia kenyang, maka tanyakan kepadanya mengapa ia menutup pintunya dan mengharamkan aku dari apa yang telah diluaskan baginya."
Sufyan Atstsauri berkata: "Sepuluh macam daripada kekejaman yaitu:
Seorang yang berdoa untuk dirinya sendiri dan tidak mendoakan anak-anaknya dan kaum mukminin
Seorang yang pandai membaca al-quran tetapi tiap harinya tidak membaca seratus ayat
Seorang yang masuk masjid lalu keluar dan tidak sembahyang dua rakaat
Seorang yang berjalan melalui kuburan kemudian tidak memberi salam dan mendoakan ahli kubur
Seorang yang sampai disuatu kota pada hari Jumaat kemudian tidak sembahyang jemaah
Seorang yang didaerahnya didatangi oleh seorang alim, tiba-tiba tidak mahu belajar apa-apa kepadanya
Dua orang bertemu diperjalanan dan masing-masing tidak menanyakan nama kawannya itu
Seorang diundang pada jamuan tiba-tiba tidak datang
Pemuda yang tidak ada kerjanya dan tidak mahu belajar ilmu dan kesopanan
Seorang yang kenyang sedang ia tahu bahawa tetangganya lapar tetapi tidak diberi dari makanannya itu.
Abul-Laits berkata: "Kesempurnaan baik kepada tetangga itu ada empat macam iaitu:
Membantu dengan apa yang ada padanya
Tidak menginginkan kepunyaan tetangganya
Tidak mengganggu kepadanya
Sabar atas gangguan tetangganya
Tuesday, June 19, 2012
HUKUM SELAMATAN HARI KE-3, 7, 40, 100, SETAHUN, DAN 1000 HARI
Hukum selamatan hari ke-3, 7, 40, 100, setahun, dan 1000
hari diperbolehkan dalam syari'at Islam. Keterangan diambil dari kitab
"Al-Hawi lil Fatawi" karya Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi
jilid 2 halaman 178 sebagai berikut:
قال الامام أحمد بن
حنبل رضي الله عنه
فى كتاب الزهد له
: حدثنا هاشم بن القاسم
قال: حدثنا الأشجعى عن
سفيان قال
قال طاوس: ان الموتى
يفتنون فى قبورهم سبعا
فكانوا يستحبون أن يطعموا
عنهم تلك الأيام , قال
الحافظ ألو نعيم فى
الجنة: حدثنا أبو بكر
بن مالك حدثنا عبد
الله بن أحمد بن
حنبل حدثنا أبى حدثنا
هاشم بن القاسم حدثنا
الأشجعى عن سفيان قال:
قال طاوس: ان الموتى
يفتنون فى قبورهم سبعا
فكانوا يستحبون أن يطعموا
عنهم تلك الأيام
Artinya:
"Telah berkata Imam Ahmad bin Hanbal ra di dalam
kitabnya yang menerangkan tentang kitab zuhud: Telah menceritakan kepadaku
Hasyim bin Qasim sambil berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Asyja'i dari
Sufyan sambil berkata: TelaH berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi'in,
wafat kira-kira tahun 110 H / 729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal
akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka,
disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah)
untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.
Telah berkata al-Hafiz Abu Nu'aim di dalam kitab Al-Jannah:
Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Malik, telah menceritakan kepadaku
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Ubay, telah
menceritakan kepadaku Hasyim bin al-Qasim, telah menceritakan kepadaku al-Asyja'i
dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang
yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7
hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan
(sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari
tersebut."
Selain itu, di dalam kitab yang sama jilid 2 halaman 194
diterangkan sebagai berikut:
ان سنة الاطعام سبعة
أيام بلغنى أنهامستمر الى
الأن بمكة و المدينة
فالظاهر أنها لم تترك
من عهد الصحابة الى
الأن و انهم أخذوها
خلفا عن سلف الى
الصدر الأول
ِArtinya:
"Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan
selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu
masa Imam Suyuthi abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan
tersebut tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat sampai sekarang, dan
tradisi tersebut diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama, yaitu
sahabat."
Tambahan:
=======
Anjuran Selamatan Kematian:
http://www.sarkub.com/2011/anjuran-untuk-tahlilan-7-hari-berturut-turut/
Mengapa para ulama mengajarkan kepada umat Islam agar selalu
mendoakan keluarganya yang telah meninggal dunia selama 7 hari berturut-turut ?
Telah banyak beredar dari kalangan salafi wahhabi yang
menyatakan bahwa tradisi tahlilan sampai tujuh hari diadopsi dari adat
kepercayaan agama Hindu. Benarkah anggapan dan asumsi mereka ini?
Sungguh anggapan mereka salah besar dan vonis yang tidak
berdasar sama sekali. Justru ternyata tradisi tahlilan selama tujuh hari dengan
menghidangkan makanan, merupakan tradisi para sahabat Nabi Muhammad Saw dan
para tabi’in.
Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ahli hadits kenamaan
mengatakan bahwa beliau mendapatkan riwayat dari Hasyim bin al-Qasim, yang mana
beliau meriwayatkan dari Al-Asyja’i, yang beliau sendiri mendengar dari Sofyan,
bahwa Imam Thawus bin Kaisan radliyallahu ‘anhu pernah berkata :
إن الموتى يفتنون في
قبورهم سبعا، فكانوا يستحبون
أن يطعم عنهم تلك
الأيام
“Sesungguhnya orang mati difitnah
(diuji dengan pertanyaan malaikat) didalam quburnya selama 7 hari, dan “mereka”
menganjurkan (mensunnahkan) agar memberikan makan (pahalanya) untuk yang
meninggal selama 7 hari tersebut”.
Riwayat ini sebutkan oleh Imam Ahmad Ahmad bin Hanbal
didalam az-Zuhd [1]. Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani (w. 430 H) juga
menyebutkannya didalam Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiyah.[2] Sedangkan
Thawus bin Kaisan al-Haulani al-Yamani adalah seorang tabi’in (w. 106 H) ahli
zuhud, salah satu Imam yang paling luas keilmuannya. [3] Ibnu Hajar al-Haitami
(w. 974) dalam al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubraa dan Imam al-Hafidz as-Suyuthi
(w. 911 H) dalam al-Hawil lil-Fatawi mengatakan bahwa dalam riwayat diatas
mengandung pengertian bahwa kaum Muslimin telah melakukannya pada masa
Rasulullah, sedangkan Rasulullah mengetahui dan taqrir terhadap perkara
tersebut. Dikatakan (qil) juga bahwa para sahabat melakukannya namun tidak
sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Atas hal ini kemudian
dikatakan bahwa khabar ini berasal dari seluruh sahabat maka jadilah itu sebagai
Ijma’, dikatakan (qil) hanya sebagian shahabat saja, dan masyhur dimasa mereka
tanpa ada yang mengingkarinya. [4]
Ini merupakan anjuran (kesunnahan) untuk mengasihi
(merahmati) mayyit yang baru meninggal selama dalam ujian didalam kuburnya
dengan cara melakukan kenduri shadaqah makan selama 7 hari yang pahalanya untuk
mayyit. Kegiatan ini telah dilakukan oleh para sahabat, difatwakan oleh mereka.
Sedangkan ulama telah berijma’ bahwa pahala hal semacam itu sampai dan
bermanfaat bagi mayyit.[5] Kegiatan semacam ini juga berlangsung pada masa
berikutnya, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Imam al-Hafidz as-Suyuthiy ;
“Sesungguhnya sunnah memberikan
makan selama 7 hari, telah sampai kepadaku (al-Hafidz) bahwa sesungguhnya
amalan ini berkelanjutan dilakukan sampai sekarang (masa al-Hafidz) di Makkah
dan Madinah. Maka secara dhahir, amalan ini tidak pernah di tinggalkan sejak
masa para shahabat Nabi hingga masa kini (masa al-Hafidz as-Suyuthi), dan
sesungguhnya generasi yang datang kemudian telah mengambil amalan ini dari pada
salafush shaleh hingga generasai awal Islam. Dan didalam kitab-kitab tarikh
ketika menuturkan tentang para Imam, mereka mengatakan “manusia (umat Islam)
menegakkan amalan diatas kuburnya selama 7 hari dengan membaca al-Qur’an’. [6]
Shadaqah seperti yang dilakukan diatas berlandaskan hadits
Nabi yang banyak disebutkan dalam berbagai riwayat. [7] Lebih jauh lagi dalam
hadits mauquf dari Sayyidina Umar bin Khaththab, disebutkan dalam al-Mathalib
al-‘Aliyah (5/328) lil-Imam al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852) sebagai
berikut :
قال أحمد بن منيع
حدثنا يزيد بن هارون
حدثنا حماد بن سلمة
عن علي بن زيد
عن الحسن عن الحنف
بن قيس قال كنت
أسمع عمر رَضِيَ الله
عَنْه يقول لا يدخل
أحد من قريش في
باب إلا دخل معه
ناس فلا أدري ما
تأويل قوله حتى طعن
عمر رَضِيَ الله عَنْه
فأمر صهيبا رَضِيَ الله
عَنْه أن يصلي بالناس
ثلاثا وأمر أن يجعل
للناس طعاماً فلما رجعوا
من الجنازة جاؤوا وقد
وضعت الموائد فأمسك الناس
عنها للحزن الذي هم
فيه فجاء العباس بن
عبد المطلب رَضِيَ الله
عَنْه فقال يا أيها
الناس قد مات الحديث
وسيأتي إن شاء الله
تعالى بتمامه في مناقب
عمر رَضِيَ الله عَنْه
“Ahmad bin Mani’ berkata, telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah dari ‘Ali bin Zayd, dari al-Hasan, dari al-Ahnaf bin Qays, ia berkata :
aku pernah mendengar ‘Umar radliyallahu ‘anh mengatakan, seseorang dari Quraisy
tidak akan masuk pada sebuah pintu kecuali seseorang masuk menyertainya, maka
aku tidak mengerti apa yang maksud perkataannya sampai ‘Umar radliyallahu ‘anh
di tikam, maka beliau memerintahkan Shuhaib radliyallahu ‘anh agar shalat
bersama manusia selama tiga hari, dan juga memerintahkan agar membuatkan
makanan untuk manusia. Setelah mereka kembali (pulang) dari mengantar jenazah,
dan sungguh makanan telah dihidangkan, maka manusia tidak mau memakannya karena
sedih mereka pada saat itu, maka sayyidina ‘Abbas bin Abdul Muththalib
radliyallahu ‘anh datang, kemudian berkata ; wahai.. manusia sungguh telah
wafat .. (al-hadits), dan InsyaAllah selengkapnya dalam Manaqib ‘Umar
radliyallah ‘anh”.
Hikmah dari hadits ini adalah bahwa adat-istiadat amalan
seperti Tahlilan bukan murni dari bangsa Indonesia, melainkan sudah pernah
dicontohkan sejak masa sahabat, serta para masa tabi’in dan seterusnya. Karena
sudah pernah dicontohkan inilah maka kebiasaan tersebut masih ada hingga kini.
Riwayat diatas juga disebutkan dengan lengkap dalam beberapa
kitab antara lain Ithaful Khiyarah (2/509) lil-Imam Syihabuddin Ahmad bin Abi
Bakar al-Bushiriy al-Kinani (w. 840).
وعن الأحنف بن قيس
قال: “كنت أسمع عمر
بن الحنطاب- رضي الله عنه-
يقول: لا يدخل رجل
من قريش في باب
إلا دخل معه ناس.
فلا أدري ما تأويل
قوله، حتى طعن عمر
فأمر صهيبا أن يصلي
بالناس ثلاثا، وأمر بأن
يجعل للناس طعاما، فلما
رجعوا من الجنازة جاءوا
وقد وضعت الموائد فأمسك
الناس عنها للحزن الذي
هم فيه، فجاء العباس
بن عبد المطلب قال:
يا أيها الناس، قد
مات رسول الله – صلى
الله عليه وسلم – فأكلنا
بعده وشربنا، ومات أبو
بكر فأكلنا بعده وشربنا،
أيها الناس كلوا من
هذا الطعام. فمد يده
ومد الناس أيديهم فأكلوا،
فعرفت تأويل قوله “.رواه
أحمد بن منيع بسند
فيه علي بن زيد
بن جدعان
“Dan dari al-Ahnaf bin Qays, ia
berkata : aku mendengar ‘Umar bin Khaththab radliyallahu ‘anh mengatakan,
seseorang dari Quraisy tidak akan masuk pada sebuah pintu kecuali manusia masuk
bersamanya. Maka aku tidak maksud dari perkataannya, sampai ‘Umar di tikam
kemudian memerintahkan kepada Shuhaib agar shalat bersama manusia dan
membuatkan makanan hidangan makan untuk manusia selama tiga hari. Ketika mereka
telah kembali dari mengantar jenazah, mereka datang dan sungguh makanan telah
dihidangkan namun mereka tidak menyentuhnya karena kesedihan pada diri mereka.
Maka datanglah sayyidina ‘Abbas bin Abdul Muththalib, seraya berkata : “wahai
manusia, sungguh Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam telah wafat, dan kita
semua makan dan minum setelahnya, Abu Bakar juga telah wafat dan kita makan
serta minum setelahnya, wahai manusia.. makanlah oleh kalian dari makanan ini,
maka sayyidina ‘Abbas mengulurkan tanggan (mengambil makanan), diikuti oleh
yang lainnya kemudian mereka semua makan. Maka aku (al-Ahnaf) mengetahui maksud
dari perkataannya. Ahmad bin Mani telah meriwayatkannya dengan sanad didalamnya
yakni ‘Ali bin Zayd bin Jud’an”.
Disebutkan juga Majma’ az-Zawaid wa Manba’ul Fawaid (5/159)
lil-Imam Nuruddin bin ‘Ali al-Haitsami (w. 807 H), dikatakan bahwa Imam
ath-Thabrani telah meriwayatkannya, dan didalamnya ada ‘Ali bin Zayd, dan
haditsnya hasan serta rijal-rijalnya shahih ; Kanzul ‘Ummal fiy Sunanil Aqwal
wa al-Af’al lil-Imam ‘Alauddin ‘Ali al-Qadiriy asy-Syadili (w. 975 H) ;
Thabaqat al-Kubra (4/21) lil-Imam Ibni Sa’ad (w. 230 H) ; Ma’rifatu wa
at-Tarikh (1/110) lil-Imam Abu Yusuf al-Farisi al-Fasawi (w. 277 H) ; Tarikh
Baghdad (14/320) lil-Imam Abu Bakar Ahmad al-Khathib al-Baghdadi (w. 463 H).
Imam Suyuthi Rahimahullah dalam kitab Al-Hawi li
al-Fatawi-nya mengtakan :
قال طاووس : ان الموتى
يفتنون في قبورهم سبعا
فكانوا يستحبون ان يطعموا
عنهم تلك الايام
“ Thowus berkata: “Sungguh
orang-orang yang telah meninggal dunia difitnah dalam kuburan mereka selama
tujuh hari, maka mereka (sahabt Nabi) gemar (bersedekah) menghidangkan makanan
sebagai ganti dari mereka yang telah meninggal dunia pada hari-hari tersebut “.
Sementara dalam riwayat lain :
عن عبيد بن عمير
قال : يفتن رجلان مؤمن
ومنافق, فاما المؤمن فيفتن
سبعا واماالمنافق فيفتن اربعين صباحا
“ Dari Ubaid bin Umair ia berkata:
“Dua orang yakni seorang mukmin dan seorang munafiq memperoleh fitnah kubur.
Adapun seorang mukmin maka ia difitnah selama tujuh hari, sedangkan seorang
munafiq disiksa selama empat puluh hari “.
Dalam menjelaskan dua atsar tersebut imam Suyuthi menyatakan
bahwa dari sisi riwayat, para perawi atsar Thowus termasuk kategori perawi
hadits-hadits shohih.
Thowus yang wafat tahun 110 H sendiri dikenal sebagai salah
seorang generasi pertama ulama negeri Yaman dan pemuka para tabi’in yang sempat
menjumpai lima puluh orang sahabat Nabi Saw. Sedangkan Ubaid bin Umair yang
wafat tahun 78 H yang dimaksud adalah al-Laitsi yaitu seorang ahli mauidhoh
hasanah pertama di kota Makkah dalam masa pemerintahan Umar bin Khoththob Ra.
Menurut imam Muslim beliau dilahirkan di zaman Nabi Saw
bahkan menurut versi lain disebutkan bahwa beliau sempat melihat Nabi Saw. Maka
berdasarkan pendapat ini beliau termasuk salah seorang sahabat Nabi Saw.
Sementara bila ditinjau dalam sisi diroyahnya, sebgaimana
kaidah yang diakui ulama ushul dan ulama hadits bahwa: “Setiap riwayat seorang
sahabat Nabi Saw yang ma ruwiya mimma la al-majalla ar-ra’yi fiih (yang tidak
bisa diijtihadi), semisal alam barzakh dan akherat, maka itu hukumnya adalah
Marfu’ (riwayat yang sampai pada Nabi Saw), bukan Mauquf (riwayat yang terhenti
pada sahabat dan tidak sampai kepada Nabi Saw).
Menurut ulama ushul dan hadits, makna ucapan Thowus ;
ان الموتى يفتنون في
قبورهم سبعا فكانوا يستحبون
ان يطعموا عنهم تلك
الايام
berkata: “Sungguh orang-orang yang telah meninggal dunia
difitnah dalam kuburan mereka selama tujuh hari, maka mereka (sahabt Nabi)
gemar (bersedekah) menghidangkan makanan sebagai ganti dari mereka yang telah
meninggal dunia pada hari-hari tersebut “, adalah para sahabat Nabi Saw telah
melakukannya dan dilihat serta diakui keabsahannya oleh Nabi Saw sendiri.
(al-Hawi) li al-Fatawi, juz III hlm. 266-273, Imam
As-Suyuthi).
Maka tradisi bersedekah selama mitung dino / tujuh hari atau
empat puluh hari pasca kematian, merupakan warisan budaya dari para tabi’in dan
sahabat Nabi Saw, bahkan telah dilihat dan diakui keabsahannya pula oleh beliau
Nabi Muhammad Saw.
Wallahu A’lam.
[1] Lihat : Syarah ash-Shudur bisyarhi Hal al-Mautaa wal
Qubur ; Syarah a-Suyuthi ‘alaa Shahih Muslim, Hasyiyah as-Suyuthi ‘alaa Sunan
an-Nasaa’i dan al-Hafi lil-Fatawi lil-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi ;
Lawami’ al-Anwar al-Bahiyyah (2/9) lil-Imam Syamsuddin Muhammad as-Safarainy
al-Hanbali (w. 1188 H) ; Sairus Salafush Shalihin (1/827) lil-Imam Isma’il bin
Muhammad al-Ashbahani (w. 535 H) ; Imam al-Hafidz Hajar al-Asqalani (w. 852 H)
didalam al-Mathalibul ‘Aliyah (834).
[2] Lihat : Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiyaa’
lil-Imam Abu Nu’aim al-Ashbahaniy : “menceritakan kepada kami Abu Bakar bin
Malik, menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, menceritakan
kepada kami ayahku (Ahmad bin Hanbal), menceritakan kepada kami Hisyam bin
al-Qasim, menceritakan kepada kami al-Asyja’iy, dari Sufyan, ia berkata :
Thawus telah berkata : “sesungguhnya orang mati di fitnah (diuji oleh malaikat)
didalam kuburnya selama 7 hari, maka ‘mereka’ menganjurkan untuk melakukan kenduri
shadaqah makan yang pahalanya untuk mayyit selama 7 hari tersebut”.
[3] Lihat : al-Wafi bil Wafiyaat (16/236) lil-Imam
ash-Shafadi (w. 764 H), disebutkan bahwa ‘Amru bin Dinar berkata : “aku tidak
pernah melihat yang seperti Thawus”. Dalam at-Thabaqat al-Kubra li-Ibni Sa’ad
(w. 230 H), Qays bin Sa’ad berkata ; “Thawus bagi kami seperti Ibnu Siirin
(sahabat) bagi kalian”.
[4] Lihat ; al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra (2/30-31)
lil-Imam Syihabuddin Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami ; al-Hawi al-Fatawi
(2/169) lil-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthiy.
[5] Lihat : Syarah Shahih Muslim (3/444) li-Syaikhil Islam
Muhyiddin an-Nawawi asy-Syafi’i.
[6] Lihat : al-Hawi al-Fatawi (2/179) lil-Imam al-Hafidz
Jalaluddin as-Suyuthi.
(Dikutip dan di tata ulang seperlunya dari Abi Firas dan Ibn
Abdillah Al-Katiby)
Subscribe to:
Comments (Atom)